36.

15.5K 459 22
                                    

"Kenapa, yang?" Tanya Adit melihat wajah Ziza yang pucat dan seperti menahan sesuatu.

"Mual, Mas" jawab Ziza pelan.

Saat ini mereka sedang perjalanan menuju ke rumah, setelah satu Minggu di kampung.

"Matiin AC nya Dit, berhenti juga di pinggir jalan!" Suruh Bu Erin khawatir melihat wajah Ziza yang sangat pucat.

Setelah Adit berhenti di tempat yang sepi, Ziza segera turun dari mobil, dan mengeluarkan isi perut nya.

"Badan nya panas ini, Dit" beritahu Bu Erin.

"Iya, Ma"

"Kita ke klinik yang ada di dekat sini buat periksa" ujar Adit memapah badan Ziza, setelah selesai membersihkan bekas muntahan Ziza tadi.

"Dudukan di samping Mama aja, Dit" ucap Bu Erin saat Adit hendak mendudukkan Ziza di kursi depan.

"Iya, Ma"

"Bintang sama Surya duduk di kursi depan aja ya"  

"Ote, Nek" nurut Surya.

"Di pangku ya, adik nya kak"

"Iya, Pah"

Setelah Ziza di dudukan di samping Bu Erin, Adit segera menjalankan mobil nya menuju klinik terdekat.

"Mamah, napa tak?" Tanya Surya melihat Ziza yang lemas.

"Masuk angin"

"Ha... anin nya macuk badan Mamah"

"Eh.. bukan gitu, gimana ya kakak jelasinnya" ucap Bintang bingung sendiri.

"Badaimana dong tak" tanya Surya lagi menguji kesabaran Bintang.

"Mamah kepala nya pusing sama perut nya mual, jadi nya lemas deh" jelas Adit membantu Bintang.

"Mual itu apa, Pah?"

"Mual itu..." Jawab Adit menggantung karena dia sendiri bingung ingin menjawab apa, salah-salah bakal ada pertanyaan baru lagi dari Surya.

"Apa, Pah?" Tanya Surya tidak sabar.

"Tanya Mamah aja ya nanti, Papah susah jelasinnya" pasrah Adit.

"Papah dak hebat, mamah hebat" cibir Surya dengan bibir maju.

"Iya, mamah yang hebat" akui Adit sambil mematikan mesin mobil karena sudah sampai didepan klinik.

"Biar aku aja Ma, sama Ziza yang masuk" ucap Adit saat Bu Erin hendak turun.

"Mama, istirahat aja dulu di mobil. Pasti capek kan"

"Iya, Dit"

****

"Jadi, bagaimana istri saya. Dok?" Tanya Adit setelah Ziza diperiksa oleh dokter yang bertugas di klinik tersebut.

"Hasil pemeriksaan saya istri bapak sedang hamil, tapi kalau ingin lebih jelas lagi bisa di periksa ke dokter kandungan" jelas dokter.

"Alhamdulillah... Tapi nggak ada masalah serius kan. Dok?"

"Tidak ada Pak, istri anda sehat. Kalau masalah mual tadi itu sudah biasa terjadi bagi wanita yang hamil" jawab dokter.

"Kalau begitu, terimakasih Dok. Kami pamit dulu" ucap Adit sambil bangkit dari kursi dan menjabat tangan dokter.

"Ya, silahkan"

.

"Gimana keadaan Ziza, Dit?" Tanya Bu Erin saat Adit dan Ziza sudah duduk di dalam mobil.

"Ziza hamil, Mah" jawab Adit dengan raut bahagia, sedangkan Ziza hanya diam dan memejamkan mata nya karena masih sangat lemas.

"Alhamdulillah..." Syukur Bu Erin karena dia dapat merasakan kembali memiliki cucu, tapi kebahagiaan mereka ada yang kurang karena Pak Yusuf sudah meninggal tiga tahun yang lalu.

"Amil tu apa, Pah?" Tanya Surya mendengar kata yang asing ditelinga nya.

"Hamil itu di dalam perut Mamah ada adik bayi" jawab Adit sambil menjalankan mobil.

"Tok bica macuk pelut, Mamah. Imana cala nya Pah?" Tanya Surya penasaran.

"Ehmm... Tanya Mamah aja lagi nanti ya, Papah nggak bisa jawab"

"Kepo banget sih kamu, Dek" gemas Bintang dengan mencubit pipi Surya yang sedang duduk di pangkuannya.

"Tepo tuh apa, tak"

"Pengen tahu banget"

"Ooo.... Iya tok nati talo di tanya olang, bica jawab tok"

"Ke rumah sakit nya besok aja ya, Mas" ujar Ziza pelan setelah dari tadi hanya diam.

"Kenapa?"

"Kepala ku pusing mau istirahat aja" beritahu Ziza dan juga hari sudah menjelang Maghrib.

"Oke, tapi kita stop dulu ya buat beli makanan"

"Iya" jawab Ziza dengan memejamkan mata nya.

"Kamu tidur di paha Mama aja, Zi. Sekalian Mama pijit kepala mu" tawar Bu Erin.

"Tapi nanti Mama kecapekan"

"Nggak, sebentar lagi kan kita juga mau sampai"

"Iya, Ma" Ziza merebahkan kepalanya di pangkuan Bu Erin.

"Itu ada warung makan kita beli disitu aja, ya"

"Yee... Matan"

"Makan nya bukan sekarang, adik"

"Jadi tapan?"

"Nanti di rumah"

"Iya, deh"

"Kakak sama adik ikut Papah nggak?" Tawar Adit.

"Itut.." ucap Bintang semangat dengan mengulurkan tangannya meminta gendong.

"Ayo, kak"

"Iya, Pah"

"Mamah mau pesan apa?"

"Mie goreng aja, Dit"

"Kamu, yang?"

"Soto aja, Mas"

"Oke, kita berangkat"

"Belangkat..." Ujar Surya senang.

Mereka bertiga jalan beriringan menuju warung makan tersebut.

"Kakak mau beli apa?" Tanya Adit setelah memesan makanan, ditempat itu ramai orang berjualan.

"Es boleh, Pah?" Tanya Bintang ragu, kalau dengan Ziza pasti dilarang.

"Boleh tapi sekali ini aja, ya" jawab Adit.

"Iya, Pah"

"Tu juda mau"

"Nanti bagi dua sama Papah aja, ya"

"Tu mau banyak" ucap Bintang dengan merentangkan tangannya.

"Nanti pilek kalau banyak"

"Tatak tok boleh?"

"Nanti punya kakak kalau nggak habis, Papah yang minum"

"Iya, deh" nurut Surya setelah negosiasi nya gagal.

070520

Vote & comment sangat berarti.

Maaf alur yang nggak jelas & typo.

Tetap jaga kesehatan & Selalu di rumah ❤️

Semoga puasa nya selalu lancar ☺️

Memiliki Mu (End) E-bookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang