30.

13.1K 415 13
                                    

Happy Reading◉‿◉

Vote & comment sangat berarti.

Maaf alur yang nggak jelas & typo.

Tetap jaga kesehatan & Selalu di rumah ❤️

×××××

Dua hari setelah acara orang tua Ziza balik ke kampung. Sekarang Ziza dirumah hanya berdua dengan Ranti, sedangkan Adit pergi bekerja ke hotel, dan Bintang menginap dirumah Mama dan Papa Adit sejak malam acara.

"Siapkan saya makan!" Suruh Ranti yang baru bangun tidur, saat hari menjelang siang.

"Iya, Mbak" Ziza segera melaksanakan perintah Ranti tanpa protes sedikitpun.

Ranti yang merasa ini waktu yang tepat untuk menyakiti Ziza, segera melakukan keinginannya.

"Tuangkan juga minum nya!"

"Makanan apa ini, rasa nya nggak enak!" Hina Ranti dengan membuang piring berisi makanan ke arah Ziza.

"Aww..." Ringis Ziza kesakitan, karena kaki nya terkena pecahan piring.

"Ini belum seberapa, pembantu!" Ucap Ranti dengan menarik kerudung Ziza.

Ziza hanya dapat menangis, dia tidak dapat melawan karena tangannya digunakan untuk melindungi perutnya.

"Ini balasan kamu karena telah merebut Mas Adit dari saya!" Ranti menampar pipi Ziza dua kali.

"Kalau tidak ada kamu, saya bisa menikah dengan Mas Adit" ucap Ranti, dia melakukan ini semua karena pesan mendiang kakaknya untuk menggantikan menjadi istri Adit.

"Berhenti!" Teriak Adit melepaskan Ziza dari tarikan Ranti. Dirinya pulang karena ingin mengambil berkas yang tertinggal dan yang dia lihat perilaku Ranti terhadap Ziza membuat nya emosi.

"Mas..." Ucap Ranti takut melihat kemarahan Adit.

"Astagfirullah, ada apa ini?" Tanya Bu Erin yang datang bersama suaminya, untuk mengantarkan Bintang pulang.

"Dia telah menyakiti Ziza, Ma" ucap Adit.

"Sekarang kamu pergi dari rumah saya dan bereskan barang kamu!" Ujar Adit yang masih diliputi emosi.

"Tapi..." Ucap Ranti dengan gugup.

"Pergi sekarang!" Teriak Adit.

Bu Erin hanya diam dengan menenangkan Ziza, melihat Adit yang emosi, sedangkan Pak Yusuf membawa Bintang ke kamarnya agar tidak melihat kejadian ini.

Ranti yang telah membereskan barang nya bersiap untuk pergi.

"Puas sekarang kamu!" Tunjuk Ranti kepada Ziza dengan emosi.

Adit yang melihat Ranti belum juga pergi, segera menyeretnya dengan mencengkeram lengan Ranti.

"Mas, sakit" rintih Ranti.

.

Saat sampai di depan pintu, ada polisi datang ke rumah Adit.

"Selamat siang, Pak" salam polisi tersebut.

"Siang, ada apa ya. Pak?" Tanya Adit heran karena polisi yang mendatangi rumahnya.

"Kami dari pihak kepolisian ditugaskan untuk menangkap saudara Ranti"

"Tentang masalah apa ya, Pak?"

"Saudara Ranti adalah buronan, dia melakukan prostitusi online, menjual obat-obatan terlarang, dan juga memperkejakan anak di bawah umur" jelas polisi tersebut.

"Astagfirullah..." Ucap semua yang ada disana, kecuali bintang yang masih berada di kamarnya.

"Tersangka juga bekerja sama dengan saudara Marrisa yang telah kami tangkap tiga bulan yang lalu"

"Ini semua bohong, saya bukan buronan!" Elak Ranti dengan wajah yang pucat.

"Anda bisa memberikan kesaksian di kantor polisi nanti, sekarang anda harus kami bawa"

"Bukan saya..." Ronta Ranti yang masih dicengkeram Adit.

"Borgol dia" suruh polisi tersebut kepada polisi yang lain.

"Baik" setelah itu Ranti diborgol dan dibawa ke mobil polisi.

"Terimakasih, Pak. Atas kerjasamanya" ucap polisi tersebut.

"Sama-sama, Pak" jawab Adit, ia tak menyangka bahwa mantan adik ipar nya dan Marrisa mempunyai kerja sama dalam pekerjaan yang haram.

.

"Dit, jadi selama ini kamu menerima buronan di rumah ini" ucap Bu Erin tak menyangka.

"Aku juga kaget, Ma. Itu sebabnya aku merasa ada firasat nggak enak selama Ranti tinggal disini" balas Adit sambil mengobati pipi dan kaki Ziza.

"Mama nggak menyangka kalau Ranti bisa berbuat seperti itu"

"Mungkin beberapa faktor dia bisa bertindak nekat, Ma. Termasuk ekonomi" jawab Adit karena semenjak orang tua dan kakaknya meninggal, Ranti menjual semua harta yang ada.

"Nggak habis pikir, Mama. Sama jalan pikiran dia" heran Bu Erin.

"Sekarang apapun dilakukan untuk mendapatkan harta, Ma. Walaupun dengan cara yang nggak baik"

.

"Maaf ya, Mas. Gara-gara aku membolehkan mbak Ranti nginap disini, semuanya jadi begini" ucap Ziza merasa bersalah. Saat ini mereka berada di kamar, Adit tidak balik ke hotel lagi karena ingin menjaga Ziza seharian ini.

"Kamu nggak salah, sayang. Cuman lain kali kalau mau baik ke orang harus dilihat dulu perilaku orang yang ingin dibantu" nasehat Adit.

"Iya, mas"

"Ini pasti sakit ya, sayang" wajah Adit terlihat khawatir melihat pipi Ziza yang merah akibat tamparan tadi.

"Sekarang nggak lagi kok, Mas" ucap Ziza menenangkan agar Adit tidak khawatir lagi.

Bersambung.

060420

Memiliki Mu (End) E-bookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang