Pada sebuah tandus, sebatang pohon tetap berdiri menjuntai diantara rumput yang kering coklat muda, rimbun daunya telah pupus satu persatu berapa waktu yang lalu. Hijau padanya kini berganti warna serupa tanah disekitarnya.
Pokok batangnya tak lagi ditemani rimbun, hanya ranting yang masih setia berdamping.Akhir ini terik menyapa dengan sapa lara, memupuskan asa untuk hijau itu kembali ada. Beruntung, dia tak nampak putus asa, akarnya terlalu kuat untuk tumbang dan rapuh.
Dia selalu percaya ketika hujan tiba ia akan membawa rintik penghidupan, yang akan merangsang ranting yang kering, untuk kembali menumbuhkan pupus, lalu pupus akan tetap tumbuh, hingga rimbun itu kembali utuh membawa teduh, menyejukkan tubuh bagi yang berteduh.Yogyakarta, 20 November 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
JEJAK RASA
PuisiSetiap singgah yang kita pijak ada beribu rasa baru yang menolak terbujur layu, mengering, dan hanya menyisakan ranting. Maka kutuliskan dalam Jejak Rasa agar kenang itu dapat kutilik kembali dalam wadah aksara.