Ucapan selamat pagi tidak henti-hentinya diucapkan secara bersahutan menyambut kedatangan gadis berambut panjang dengan setelah blouse putih tulang, berhias pita hitam di leher juga rok span hitam selutut yang tengah ia kenakan berjalan dengan heels hitam berhak 2 cm memasuki lobi kantor berlantai lima puluh satu.
Ia tersenyum mengangguk tipis menyusuri bilik-bilik karyawan mengarah lurus pada lift yang hanya dapat dinaiki tamu dan petinggi perusahaan beserta asisten mereka.
"Pagi nona Alvina," sapa perempuan berambut pendek dengan setumpuk berkas ditangan kanannya memasuki lift yang sudah berisi atasannya, dengan segera ia menekan tombol lantai dua puluh lima dimana ruangan Alvina berada.
Alvina Deyita Delmora, keturunan tunggal pewaris Delmora Group. Sudah satu tahun ini Alvina menyandang gelar presdir yang ayahnya berikan. Sudah satu tahun ini juga ia sibuk mengembangkan perusahaan hingga lupa mencari pasangan.
Denting lift berbunyi menarik perhatian Alvina maupun Lysa sekertarisnya. Dengan langkah tegap sambil memegang tas tangan berwarna hitam Alvina berjalan keluar dari lift dengan Lysa yang mengekor menyusuri lorong lantai dua puluh lima menuju ruangan terbesar di lantai ini.
"Kak Lysa apa saya ada jadwal meeting hari ini?," tanya Alvina seusai mendarat duduk pada kursi nyaman yang menjadi tahta kebesaran yang selalu ia banggakan.
Panggilan kak selalu Alvina sisipkan sebelum nama Lysa mengingat wanita itu lebih tua satu tahun darinya.
Lysa yang baru saja meletakkan tas selempang juga setumpuk berkas wacana mingguan Alvina di meja kerjanya segera berlari menenteng ipad menghampiri Alvina.
"Jadwal meeting anda hanya sekali hari ini pukul sembilan sampai waktu makan siang, selain hal tersebut tugas anda hanya memantau dan me-recheck ulang berkas bulanan yang berisi pajak-pajak," jelas Lysa dengan senyum terkembang pada Alvina yang mengangguk mulai mengeluarkan laptop dari laci kerjanya.
Alvina melirik jam bulat kecil berwarna oren dengan hiasan tangkai dan daun mirip dengan jeruk yang berdiri diatas meja kerjanya.
Pukul 08.30
"Kak Lysa, bisa jelaskan rincian meeting hari ini?,"
Lysa mengangguk segera menyalakan ipad yang sedari tadi ia pegang.
"hari ini hanya meeting perpanjangan kontrak yang sudah tuan David selaku presdir terdahulu buat bersama Ardiaz group, akan dilaksanakan antar dua perusahaan saja dengan perwakilan masing-masing presdir dan asisten pribadi atau sekertaris presdir bertempat di sebuah ruang private kafe santai," Lysa menarik nafas panjang, lalu kembali tersenyum. Melelahkan juga berucap sebanyak ini, tetapi harus tetap profesional dan ramah, ingat itu.Alvina mengangguk kecil sembari memeriksa berkas dari laptopnya.
"Baik kalau begitu, sekarang langsung ke sana saja takutnya terlambat apalagi ini kontrak persahabatan ayah saya," titah Alvina beranjak meraih tas tangan miliknya segera berjalan keluar ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alliance With Him
RomanceAlrescha Nero Ardiaz, putra keluarga Ardiaz salah satu konglomerat di negara berkembang. Hidupnya tidak pernah tenang sejak remaja, rintangan hidup tidak pernah absen menyapanya. Demi mencapai kemakmuran hidup ia rela bekerja keras melewati lingkara...