Suara resleting koper terdengar, mengakhiri kegiatan berkemas yang Renata—mama Alvina lakukan. Ia menoleh menatap putrinya yang terduduk dengan dress kuning bermotif bunga-bunga kecil menunduk cemas.
Benar, hari ini merupakan hari kepulangan Alvina dari Rumah Sakit sekaligus penanda kepergian Alvina dari keluarga Delmora. Gelar pemimpin tidak lagi ia sandang bahkan nama Delmora akan jarang terdengar dibelakang namanya. Berganti dengan nama Ardiaz.
"Nanti bukan Rescha yang jemput kamu dek, tapi mama mertuamu,"
Alvina mendongak menatap Renata kemudian mengangguk kecil. Tidak ada bedanya dijemput oleh siapa, hanya saja ia merasa sedikit kecewa.
"Ma ... aku takut," adunya pada Renata.
Renata tersenyum berjalan menghampiri Alvina dan ikut duduk di sofa disamping perempuan itu. Dengan segera dan tanpa aba-aba Alvina memeluk erat Renata sebagai simbol ketakutan dan kecemasan yang sedang ia rasakan.
"Tidak apa-apa dek, kamu kan bukan remaja apalagi anak kecil sudah dewasa loh. Rescha sudah atur semuanya kamu tenang ya, fokus sama dirimu dan dia dulu," nasihat Renata mengelus perut Alvina dengan perlahan.
Renata bisa melihat anggukan dari Alvina, tidak membahas Rescha dalam prioritas Alvina mungkin menjadi opsi terbaik bagi kesehatan wanita itu.
Tidak berselang lama ketukan pintu terdengar, segera Renata berdiri membukakan pintu. Ia tersenyum merangkul wanita seumuran dengannya yang datang dengan coat merah marun.
"Titip Alvina ya mbak," pesan Renata pada Talita saat pelukan mereka terlepas. Talita mengangguk antusias, "pasti, aku udah anggap Alvina kaya putriku sendiri,".
Renata mengangguk mempersilahkam Talita dan kedua asistennya masuk. Tanpa disuruh kedua asisten Talita segera mengambil alih barang-barang Alvina, hanya sebagian karena sebagian yang lain sudah diantar dari rumah.
"Bagaimana keadaan kamu dek?," sapa Talita sedikit berbasa-basi pada Alvina yang sudah berdiri menyalimi tangan kanannya.
Seulas senyum terbit, "Baik tante," jawab Alvina. Talita mengernyit mengayunkan jari telunjuknya tiga kali didepan, " No, No, No, bukan tante tapi mama," koreksinya.
Alvina sedikit tergagap canggung namun akhirnya ia mengangguk. Talita tersenyum mengelus pucuk kepala menantunya. Ia benar-benar tidak menyangka akan secepat ini mendapat menantu berbonus cucu sekalian. Siapa yang tidak senang?. Apalagi putranya yang dirumorkan dekat dengan banyak wanita, ia sempat takut Rescha tidak akan menikah sampai tua.
"Kita berangkat sekarang ya," ajak Talita mendapat anggukan mantap dari Renata tapi tidak dengan Alvina ia mungkin mengangguk tapi hatinya menggeleng.
"Nanti main ke rumah juga ya kalau sudah stabil keadaannya," pesan Renata memeluk Alvina yang hanya mengangguk. Rasanya menangis saja ia sudah tidak bisa.
"Ayo Alvina,"
Talita meraih tangan Alvina menggandengnya keluar ruang inap. Bisa Alvina lihat senyum yang terbit bersama dengan luruhnya air mata Renata tapi tidak ada yang bisa ia lakukan. Hanya melambaikan tangan saja.
Dengan saling bergandeng tangan Alvina dan Talita berjalan pelan menuju mobil hitam yang berhenti tepat didepan Rumah Sakit. Setelah sampai, keduanya masuk ke dalam mobil setelah pintunya dibukakan oleh sopir mereka—Mang Ujang.
Tidak banyak terdengar suara Alvina sepanjang perjalanan, hanya suara Talita yang merepet dengan beberapa kali sahutan dari sopir mereka yang konyol.
"Maaf ya Vina, Rescha sedikit sibuk jadi harus mama yang jemput," ucap Talita merasa tidak enak. Perempuan berambut pendek itu mengelus pucuk kepala Alvina sekilas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alliance With Him
RomanceAlrescha Nero Ardiaz, putra keluarga Ardiaz salah satu konglomerat di negara berkembang. Hidupnya tidak pernah tenang sejak remaja, rintangan hidup tidak pernah absen menyapanya. Demi mencapai kemakmuran hidup ia rela bekerja keras melewati lingkara...