Angin berhembus menerbangkan rambut panjang gadis ini yang terurai bebas sengaja tidak diikat. Alvina, baru saja kembali dari laboratorium biologi dan berhenti di tepi lapangan basket kala dirinya menemukan Rescha bersama beberapa temannya di tengah lapangan.
Ia tersenyum tipis memeluk beberapa buku yang ia pegang, hampir satu tahun ia mengagumi pria itu. Siapa yang tidak akan jatuh hati pada Rescha, untuk ukuran remaja SMA lelaki itu kelewat sempurna.
"Ehm ... kirain kemana ternyata eh ternyata," sindir Keyrin yang baru saja datang bersama Zhalfa berdiri di sisi kanan dan kiri Alvina.
Alvina merengut, berdecak kecil menoleh pada keduanya. "Itu siapa?," tanyanya saat melihat seorang gadis berambut cokelat terikat dengan seragam olahraga mendekat pada Rescha dengan sebotol air.
"Katanya pacar barunya Rescha, kakak kelas," lirih Zhalfa melirik Alvina yang hanya fokus kedepan dengan muka masam terus memperhatikan kegiatan dua pasangan itu.
Melihat Alvina yang diam Keyrin berdecak keras merangkul bahu perempuan yang berdiri disampingnya ini. "Apa gue bilang, semua cowo ganteng itu pasti begitu udah deh yang ngejar lo banyak Vin masih aja berharap sama tuh playboy satu," omel Keyrin mendapat anggukan mantap dari Zhalfa.
Alvina tersenyum tipis lantas menggeleng pelan, "Gak apa, sebentar lagi juga putus, ayo balik kelas," ajak Alvina menyeret dua manusia yang ada disamping kanan dan kirinya. Bukan rahasia lagi, Alrescha Nero Ardiaz putra pemilik yayasan yang mengganti kekasih sudah seperti mengganti baju dan terkenal tidak romantis ataupun humoris.
Alvina yang sudah terbiasa, melihat Rescha dari jauh dan mengangumi lelaki itu dalam diam. Entah sampai kapan perasaannya akan tersimpan. Semua orang tertarik pada dirinya kecuali Rescha yang kelewat dingin padanya sejak kali pertama bertemu. Aneh, tapi Alvina tetap memaklumi bahkan menyukai sikap dingin ini yang semakin lama membekukan hatinya menghilangkan rasa peduli dan simpati pada laki-laki lain.
- Alliance With Him -
Rescha masih diam, menatap lurus pada jendela kaca yang mengarah keluar. Apa yang harus ia katakan pada Alvina? Satu pertanyaan ini terus berputar memenuhi pemikirannya.
Pria itu menoleh, saat mendengar suara gelas kaca yang berada di nakas tergeser. Bisa ia lihat Alvina yang berusaha meraih gelas itu dengan perlahan. Tidak banyak berpikir, Rescha segera mendekat meraih gelas tersebut menyerahkannya pada Alvina sambil mencoba duduk disamping perempuan itu.
Tanpa menatap, Alvina meraih uluran gelas dari tangan Rescha dan meminumnya sedikit hanya untuk membasahi tenggorokannya yang terasa kering. Ia tidak akan bertanya kenapa bisa sampai di kamar Rescha saat ini, karena ia sudah tahu pasti apa penyebabnya dan tidak ingin mengajak bicara pria itu.
"Lagi?," tanya Rescha berusaha meraih gelas yang hendak Alvina taruh kembali. Perempuan itu menggeleng menjauhkan tangannya dari Rescha.
"Butuh sesuatu?," tidak menyerah, Rescha kembali bertanya berharap Alvina akan mau berbicara dengannya.
Lagi dan lagi, hanya gelengan kecil membuat Rescha kecewa. "Maaf,"
Alvina mendongak saat kata maaf ia dengar dari pria itu yang menatap lekat kedua matanya menginginkan perhatian untuk didengarkan. Alvina sudah lelah selalu mendengar kata maaf dan janji, ia muak.
Tidak ada alasan yang bisa menghentikan air matanya turun kembali. Ia kembali memikirkan untuk lari, menyerah dan meninggalkan pria ini seperti sebelumnya. Tapi bolehkah?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alliance With Him
RomanceAlrescha Nero Ardiaz, putra keluarga Ardiaz salah satu konglomerat di negara berkembang. Hidupnya tidak pernah tenang sejak remaja, rintangan hidup tidak pernah absen menyapanya. Demi mencapai kemakmuran hidup ia rela bekerja keras melewati lingkara...