1. Ole

63 11 4
                                    

Portal, begitu kami menyebutnya. Sebuah gerbang yang menghubungkan dua sisi dunia yang hanya diketahui oleh kaum kami.

Elf yang mempunyai 3 patra, dapat dengan mudah menciptakan portal-portal yang akan segera menghilang saat mereka melintas. Namun, portal hanya dapat muncul di wilayah helder. Dan sejak dulu, tidak banyak Elf yang suka menyebrang, karena ... usia seorang Elf akan terkuras lebih banyak.

"Enyahkan tanganmu Joe!" Ivan menghardik Joe yang masih saja menggosok-gosokkan telapak tangan pada lengan Ivan.

"Kenapa apiku tidak menyala?" tanya Joe dengan raut heran.

"Aku 'kan sudah bilang kalau wilayah helder meredam maia, Joe..." jawabku sambil terus berjalan, pohon-pohon ramping menjulang dengan batang biru dan daun merah. Ciri khas helder. Dimanapun ditemukan pohon tinggi ramping dengan batang biru dan daun merah, di situlah tempat yang bisa digunakan untuk membuat portal. Meskipun hanya ada satu pohon sekalipun, tapi keakuratan dan kelancaran portal bisa berbeda antara komplek helder, dan hanya satu helder saja.

Kulirik langit di atasku - "Kita buat portal di sini." aku berhenti dan membalikkan badan, menyaksikan kedua pria itu saling jambak, - lagi.

"Maaf Sarah! Tapi, apa kamu yakin akan menyebrang?" Ivan bertanya cemas, dan menarik tangannya dari rambut Joe yang kusam, anak itu memang sangat malas mandi dan bebersih. Aku tidak heran, karena selama ini dia hidup di gunung, sendirian.

"Aku tahu kamu tidak terlalu percaya pada Pemandu itu, tapi ... Aku harus mencoba segala kemungkinan yang ada. Untuk mengajak lebih banyak pemberontak. Setidaknya, kita harus punya anggota yang cukup kuat." jawabku dengan yakin. Dan Ivan tidak akan bisa membantah tekadku.

"Apa aku tidak cukup kuat?" Joe bertanya datar, matanya menatapku kesal.

"Kita butuh lebih banyak," tandasku.

Setelahnya, mereka hanya menurutiku. Ivan dengan 3 patra membuka sebuah portal yang cukup besar untuk kami bertiga.

"Apa-apaan ini? Sumur?! Hahaha," Joe tergelak saat menyaksikan pusaran yang mengambang vertikal di depan kami berwarna coklat dikelilingi oleh partikel tanah dan nampak semakin gelap di pusatnya. Sejujurnya, aku pribadi juga baru saja memikirkan hal yang sama, dan turut terkikik kecil saat Joe justru mengutarakan pemikiranku.

"Diamlah Bocah! Daripada harus menggunakan portalmu, yang ada aku dan Sarah bisa mati terpanggang!" hardik Ivan, semenjak aku mempertemukan mereka berdua, aku bisa melihat sisi Ivan yang lain. Sisi yang sangat berbeda dengan yang biasa kulihat.

"Setidaknya, portalku lebih keren dari punyamu. Aku tidak sudi masuk ke dalam situ. Aku akan buat portalku sendiri." Joe mulai memejamkan matanya dan menjulurkan telapak tangannya ke depan.

"Kamu bodoh ya?!" Ivan berteriak kesal dan menampik tangan Joe dengan keras.

"HEIII!" dan Joe balas berteriak.

"Joe, setiap portal satu dan yang lain selalu menuju tempat yang berbeda. Apalagi untuk kita yang baru pertama kali akan menyebrang. Kalau kamu lewat portalmu sendiri, sedangkan aku dan Ivan lewat portal ini, kita akan muncul di tempat yang berbeda. Salah satu dari kalian harus mengalah. Tapi, aku tidak bisa jika harus lewat portalmu itu. Maia-ku tidak muncul di sini." jelasku pada Joe yang langsung bersungut sebal.

"Maia tidak berfungsi, lalu kenapa bisa ada portal? Bukankah portal berasal dari maia?" Joe lagi-lagi mulai banyak tanya. Umurnya hanya lebih muda satu tahun dariku, tapi dia tidak pernah masuk sekolah dan bertahun-tahun hidup sebatang kara. Jadi, aku maklum kalau dia sedikit ... Bodoh.

Wind PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang