71- Kebohongan Terbongkar

106 24 1
                                    

"Kok kalian pada diem?" Tanya Glory.

Mereka berdua tatap tatapan. "Eumm Ghani sama Kenzi lagi di kantor," jawab Pamela.

Glory mengangguk. "Reza kemana?" Tanya Glory kembali.

Mereka diam.

Lagi lagi diam yang bisa mereka berikan, mereka sudah berjanji pada Reza. Jika kepergian atau kepulangan Reza tak akan di beritahu pada Glory, kecuali Reza yang akan memintanya.

"Hey kok pada diem sih? Kemana? Kalian ada apaan sih? Kaya nyim---"

"Reza ada di rumah, yap betul ada di rumah." Jawab Key cepat dengan tepatnya berbohong.

Glory hanya ber 'oh' ria, mereka berdua menghembuskan nafasnya lega.

Sangat lega.

"Ya udah, eh Key Mel." Panggil Glory.

Mereka menoleh. "Ada apa?" Tanya Key dan Pamela bareng.

"Kerumah Reza yuk, anterin gue." Jawab Glory.

Mereka membulatkan matanya, mulutnya tertutup rapat rapat. Glory menyeritkan dahinya bingung.

"Lo berdua kenapa sih? Setiap gue tanya tentang Reza, lo pada diem. Ada apa?" Kepo Glory dan Glory mulai curiga dengan gerak gerik Pamela dan Key.

"E eh b bukan gitu Glo, cuman tadi pas kita mau kesana, d dia lagi emmm la lagi---"

"Lagi sibuk, iya lagi sibuk!" Potong Pamela karena Key sudah kehabisan akal.

Glory menghela napasnya kasar. "Ck sibuk terus, ngomongin gue jangan sibuk sibuk, tapi dirinya lebih sibuk dari gue. Dasar sama tapir!" Gerutu Glory.

Pamela dan Key cengengesan.

"Jashen sini duduk di sofa, jangan duduk di tante Mela. Takutnya tante cape," perintah Glory.

Jashen saat hendak bangun. "Jangan, Jashen disini aja. Lagian tante gak berat kok, dah ya disini aja. Kalo engga Jashen tiduran disini," cegah Pamela sambil tersenyum dan menepuk nepuk pahanya.

"Iya tan, tapi Jashen gak mau tiduran hehe." Ucapnya.

Mereka terkekeh bersama.

1 minggu kemudian...

Dalam waktu satu minggu ini, Glory tak menemukan atau tak menjumpai Reza, batang hidungnya pun tak terlihat.

Glory di buat bingung dengan akhir akhir ini, setiap kali teman temanya di tanya tentang Reza, pasti mereka selalu menghindari.

"Glo nanti jemput Alera mau jam berapa?" Tanya Erik yang sedang mengemudikan mobilnya.

Glory tersadar dari lamunanya. "Hah?"

"Mau jemput Alera jam berapa?" Tanya Erik sekali lagi.

Glory berdehem. "Sekarang aja gimana?"

Erik tersenyum dan mengangguk, ia menambahkan kecepatan mobilnya. Glory menyandarkan kepalanya di kaca mobil.

Ia membuang nafasnya gusar.

Erik menoleh kearah Glory, Erik bisa melihat wajah Glory yang sedang menyimpan berbagai masalah.

"Lo lagi kenapa sih Glo? Ada masalah sama Kevan? Atau gimana?" Tanyanya.

Glory menggeleng.

"Terus?"

Glory mengangkat kepalanya, ia menoleh ke arah Erik. "Lo cuma mau tau atau gimana?" Tanya Glory.

Erik tersenyum. "Gue peduli dan bukan cuma pengin tau Glory. Gue peduli sama lo, sama semua. Key Pamela Kenzi Ghani dan lo, sebagai sahabat gue, sebagai keluarga kedua gue. Paham lo? Gue mau, kalian semua terbuka. Gak ada rahasia rahasian, kita semua paling benci pembohong. Tau Glory?" Jelas Erik.

GLORY •HIATUS•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang