88- Amnesia •8•

114 14 4
                                    

Keesokan harinya...

Glory terbangun dari tidurnya. Ia melihat Jashen yang masih memejamkan matanya, tertidur pulas.

Glory menatap jam dingding yang menempel di temboknya ternyata sudah jam.

06.00

Glory langsung menuju kamar mandinya, ia berdiri di depan cermin besar. Ia melihat dirinya.

"Kapan ingatan gue pulih?"

Ia mencepol rambutnya. "Gue aneh sama diri gue sendiri, kenapa gue Amnesia, tapi gue langsung percaya aja, kalo Kevan itu calon gue? Dan kenapa setiap gue di deketnya, gue nyaman banget? Gue ngerasa terlindungi? Kenapa jantung gue selalu deg degan? Kenapa gue suka di tatap dalam, Kevan?"

"Dan kenapa gue paling suka, di bagian bibirnya? Gue suka kalo dia senyum, serasa dunia gue terbang. Andaikan gue inget semuanya, mungkin gue bisa seneng banget."

Glory membuang nafasnya gusar. Kemudian ia menjalankan ritual mandinya. Tak butuh waktu lama, hanya sepuluh menit, Glory sudah selesai dengan ritualnya.

Ia melihat Jashen yang masih tertidur pulas, mungkin efek kemarin yang bergurau dengan Kenzi, Ghani, Erik dan Kevan. Hingga Jashen kelelahan.

Entahlah.

Glory membuka lemari besarnya, ia melihat banyak baju kerja miliknya. Berbagai warna. Ia melihat pin nama berlapis Emas.

Glory ambil Pin nama itu.

"Glory Alexa M"

Glory mengambil Pin nama itu. Ia pegang. Ia mencoba mengingatnya. Namun hanya pusing yang ia dapat. Ia menggelengkan kepalanya untuk mengusir kepusinganya itu.

Ia buka buka kembali lemari itu. Dan ia menemukan foto yang sangat mirip dirinya.

"Pantesan semua orang ngira gue, Glory. Wajah gue sama dia mirip banget,"

Glory menaruh foto itu di tempat semulanya, ia mengambil pakaian yang cocok untuk hari ini.

●●●

"HEH SINI LO, JANGAN CUMA BERANINYA KUCING KUCINGAN!"

Kevan menerobos masuk kerumah Wira, walaupun bodyguard Wira sudah melarangnya.

Namun tak ada balasan dari Wira. Kevan sengaja pagi pagi jam 06.00 ke rumah Wira. Dengan alasan ia ingin menuntaskan masalahnya.

Kevan sudah geram dengan bodyguardnya yang terus saja mengikuti di belakangnya.

"Pergi lo dari sini, jangan ikutin gue!" Kevan tajam.

Bodyguardnya mengangguk dan pergi dari belakang Kevan. Dengan cepat Kevan naik ke lantai dua, untuk masuk ke kamar Wira.

Saat Kevan sudah berada di depan pintu bercat putih.

"Gue yakin, ini kamar Wira!"

Kemudian Kevan membukanya cepat.

Ceklek...

Pintu terbuka. Mata Kevan melotot saat Kevan melihat dengan kepala matanya sendiri.

Wira sedang melakukan perbuatan tak senonoh dengan perempuan yang berada di bawahnya itu----pastinya Jalang Wira.

Mereka menoleh ke arah Kevan yang sedang berdiri.

"KEVAN?" Wira kaget.

Kevan terkekeh.

Cuih

Ia meludah di sebelahnya. "Dasar kelakuan gak bisa di rubah, gue tunggu lo di bawah! Dan buat lo, Jalangnya si Wira. Cepet cepet keluar deh lo dari sini, kaya gak ada pekerjaan lain lo, sama sama murahanya kalian." Kevan tersenyum miring kemudian meninggalkan mereka berdua yang di tubuhnya tak ada sehelai benang pun.

GLORY •HIATUS•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang