117- The Night

202 13 0
                                    

5 hari kemudian..

Setelah lima hari Glory di kabarkan hamil, perubahan fisik juga sudah terlihat. Seperti badan yang mulai menggemuk, pipi semakin membulat, juga bagian lainya mulai berubah.

Kawan kawan Glory juga sudah tau, jika Glory sedang mengandung. Saat beberapa hari yang lalu, ia mengecek-an kandunganya di dokter kandungan.

Dokter yang Glory percaya.

Kata dokter, kandungan Glory sehat, juga baik. Tak ada masalah apapun.

"Byeee Mom, Jashen berangkat dulu." Pamit Jashen saat dirinya mau berangkat sekolah.

Glory mengangguk dan tersenyum. "Jangan nakal di sekolah, dengerin guru yang lagi menerangkan, hargai teman kamu. Inget kebaikan, Jashen." Kata Glory.

"Siap Mom,"

Kemudian Kevan mengancing lengan kemeja biru Navy-nya. "Aku berangkat dulu, kamu hati hati ya sayang di rumah. Kalo ada apa apa, kabarin aku. Hp selalu stand by. Jangan cape cape, inget kamu itu sekarang gak sendirian, gak usah ke kantor, cukup di rumah aja. Pekerjaan kamu biar Edward yang nge-handel. Gak usah—"

"Iya sayang iya, sana berangkat! Telat nanti kamu," potong Glory.

Jashen terkikik melihat ke posesivan Kevan. Memang benar, Kevan mengubah dirinya menjadi Posesive. Karena apa?

Because ia takut kehilangan anak kandung untuk ke dua kalinya. Tak akan terulang dan tak mau terulang.

Kevan menarik kepala Glory.

Cup

"I love u,"

Glory tersenyum "Too."

"Aku—"

"DADDDYYYYYYY UDAH JAM SETENGAH TUJUHHHHH, JASHENN TERLAMBATTTTT!!!!" Teriak Jashen.

Glory dan Kevan menatap Jashen yang sedang berdecak pinggang dengan wajah yang lucu. Wajah Jashen menunjukan kemarahan, namun Jashen gagal. Justru wajah yang sangat lucu, bagi Kevan dan Glory.

"Ucull banget sih kamu, Shen. Dad—"

"JASHENNNNN BERANGKAT BARENG ABAS YUKKKK," Teriak Bastian yang ada di depan pagar Rumah Jashen.

Jashen menatap Bastian dan mengacungkan jempolnya.

"Abas terbaik,"

Kemudian Jashen menatap kedua orang tuanya. "Jashen marah sama Daddy! Bye!"

Kemudian Jashen berlari menuju Bastian, sahabatnya itu. "

"JASHEN JANGAN LARI LARI! NANTI JATUH!" Teriak Glory yang melihat Jashen berlari.

"GAK JATUH MOMMM!"

Kemudian Jashen masuk ke dalam mobil putih, Bastian.

Tin..

Mobil di lajukan menuju sekolahnya. Kevan tertawa kecil. "Untung Jashen, kalo Erik udah gue jitak tuh dia." Gumamnya.

Glory menepuk lengan Kevan pelan. "Kamu sih sukanya ngegoda Jashen, mutungkan dia jadinya."

Kevan menyengir. "Be like,"

Glory menghela nafasnya. "Ya udah sana berangkat, telat kamu."

"Boss santuy, dong." Ujarnya.

Glory memutar bola matanya malas. "Sana gih berangkat."

"Ooh jadi kamu ngus—"

"KEVAN ISH!"

GLORY •HIATUS•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang