85- Amnesia •4•

105 17 2
                                    

Ges agar kita lebih deket lagi, eaa :v
Add nomer Wa ku, kuy gaes.

+62895386883020

Chat aja ya gaes, gak usah malu malu. Hehe. Biasa malu maluin juga. Oke deh, happy reading!!!

●●●●
Glory mengangguk. "Tunggu aku ingat semuanya," jawab Glory.

Kevan sedikit kecewa dengan jawaban Glory, namun Kevan harus bisa mengerti akan keadaan dan situasi.

Mungkin Glory masih ragu, karena dirinya tak ingat semuanya.

"Oh iya, Glory belum di periksa lagi sama dokter Arga." Kata Alera.

Mereka mengangguk.

"Bentar gue panggil dulu," ucap Key.

"Nggak usah repot repot, telpon aja. Simpel," kata Kevan.

"Oh iya gue lupa," kemudian Key menelpon dokter Arga.

Panggilan pun kesambung.

"Sini aku yang ngomong," Kenzi mengambil handpone yang ada di genggaman Key.

Key mengendus. Dan mereka cekikikan, karena mereka tau. Kenzi jika sudah menemukan dambaan hatinya, ia akan jaga sepenuh hati, sepenuh jiwa dan sepenuh raganya. Dan tak mau meninggalkan apa lagi berpaling.

Seperti contohnya, Key yang ingin menelpon. Hanya sebatas menelpon namun Kenzi tetap melarangnya.

"Xixixi dasar posesiv," Key cekikikan.

Kenzi menoleh kearah Key. "Karena aku sayang kamu, kalo aku gak sayang sama kamu, aku bebasin kamu." Serius Key.

Sedetik kemudian mereka tertawa. "Whahahaa,"

Kevan memegangi perutnya yang sakit. "Haduhh Kenzi Kenzi, dari dulu gak berubah lo,"

Kenzi menatap Malas Kevan kemudian mengendus kesal. "Halo,"

Panggilan tersambung.

"Ya tuan?"

"Keruangan Cakrawala dua, Glory sudah sadar."

"Syukurlah ba--"

TUT

Kenzi mematikan ponselnya dan langsung menaruhnya di saku celananya. Key geleng geleng kepala atas kelakuan suaminya itu.

"Heh kamu mah, orang belum selesai bicara juga, langsung di matiin. Gak sop---"

Cup

"Diem,"

Key menutup mulutnya rapat rapat, Kenzi mencium bibir Key secara blak blakan di hadapan sahabatnya itu.

Mereka terkekeh, dan tangan Glory terulur untuk menutupi mata Jashen.

"Parah lo Ken, ada bocah anjay. Malah lo memperagakan tujuh belas ples. Wah wah parah lo," kata Ghani.

Kevan cekikikan. "Tumben amat ya, pamer kemesraan?" Ledeknya.

"Sirik ngomong aja deh lo pada," timpal Kenzi.

Alis sebelah mereka terangkat.

"Gue bisa dong, ya ga Ra?" Tanya Erik sambil menidurkan kepalanya di paha Alera.

Alera terkekeh.

"Gue juga bisa dong," Ghani tak mau kalah, ia menyenderkan kepala Pamela di bahunya.

Glory dan Kevan saling tatap tatapan. "Gue juga bisa," kata Kevan.

Kemudian ia menggenggam dan mencium tangan mulus Glory.

GLORY •HIATUS•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang