5. Jadian?

1K 40 2
                                    


"Udah. Empat kata aja, gue sayang sama lo!" -Pangeran Samudera

5. Jadian

Pangeran pun keluar dari kelasnya dan berjalan menuju parkiran. Ia tidak memperdulikan orang orang yang memanggil namanya. Seolah telinganya itu sudah kebal. Sampai akhirnya pandangan pangeran terkunci saat melihat amanda tengah tertawa bersama kinan.

Pangeran pun menghampiri amanda. Amanda pun terkejut melihat pangeran sudah ada di hadapannya. Entah mengapa jantung amanda berdegup kencang, sungguh aneh. Sementara pangeran menatap amanda datar di sambung menatap kinan. Kinan yang mengeri maksud pangeran pun langsung pergi dan tak lupa berpamitan.

"Pulang sama gue?" Tanya pangeran.

"Emm, aku naik angkot kak" jawab amanda canggung.

"Oke ayo ikut" jawab pangeran menarik tangan amanda menuju motornya dan menyuruh nya naik. Amanda menyatukan kedua halisnya.

"Aku naik angkot kak" bantah amanda.

"Gimana lagi? Gue ga nerima penolakan" jawab pangeran tak kalah, ia pun melajukan motornya meninggalkan area sekolah.

"Pemaksa!" gerutu amanda membuat sudut bibir pangeran tertarik sddikit. Ya. Sedikit.

Mereka pun menembus padatnya jalan, tak disangka hujan mengguyur ibu kota, tanpa pikir panjang, pangeran langsung menepikan motornya di salah satu super market terdekat.

Pangeran yang melihat amanda mengigil pun memasangkan jaket yang di pakainya, walaupun sedikit basah setidaknya amanda tidak sakit karena kedinginan. Amanda yang di perlakukan seperti itu pun terkejut, pasti sekarang pipinya sudah memerah. Pangeran pun melenggang pergi tanpa berpamitan.

"Kak! Mau kemana?" Teriak amanda yang melihat pangeran memasuki mini market. Pangeran hanya menengok tanpa menjawab dan langsung masuk kedalam mini market.

Pangeran terkekeh melihat amanda kesal. Entah mengapa pangeran suka melihat amanda kesal karena ulahnya, apa ia benar benar mencintai gadis tersebut. Mungkin ya.

Setelah beberapa lama, pangeran keluar dari minimarket dengan 2 gelas coklat panas di tangannya, ia melihat amanda dengan wajah sebal.

"Kemana si? Lama banget" gerutu amanda.

"Minum, biar hangat" ucap pangeran. Dengan persaan kesal amanda menyambar gelas di tangan putra dan meminumnya.

"Ashh panas" ringis amanda membuat putra tertaws terbahak bahak.

"Udah tau panas. Tiup dulu" ucap pangeran di sela sela tawanya.

"Dasar nyebelin!" Celetuk amanda kesal. Tapi pangeran tidak mengubrisnya, keduanya sibuk meminum coklat panas yang ada di tangannya, pikirannya entah melayang kemana.

"Jadi pacar gue?" Ucap pangeran samar karena suara air hujan.

Amanda yang mendengar nya itu pun tak yakin, ia menengok ke arah pangeran yang pandangannya masih lurus kedepan.

"Apa kak? Ga jelas?" Tanya amanda sedikit berteriak karena hujan semakin deras.

"Jadi pacar gue? Jawabannya harus iya atau mau. Ga terima jawab lain" kekeuh pangeran membuat amanda ingin terbang. Namun rasa kesal tak kunjung hilang, membuat amanda diam tak menjawab.

"Diam berarti lo mau" ucap pangeran. Egois? Memang, ia ingin menjaga amanda sepenuhnya.

Amanda pun terkejut dan memelototkan matanya, apakah ia mimpi? Ia menjadi oacar seorang manusia es? Oh no! Bunda bangunin amanda sekarang. Batin amanda.

PANGERANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang