17. Gara gara matematika

435 31 5
                                    

17. Gara gara matematika

Di ruang tamu pangeran sedang menunggu Amanda mengganti bajunya, karena Amanda sakit, terpaksa harus pulang.

"Amanda!" Teriak pangeran dari lantai bawah.

"Apa sih teriak teriak" ucap Amanda sembari menuruni tangga.

"Bunda sama bang Zein kmna?" Tanya pangeran.

"Bunda paling lagi ke rumah Tante, kalo bang Zein masih di kampus kalo" ucap Amanda duduk di sebelah pangeran.

"Gimana? Masih pusing?" Tanya pangeran memegang kepala Amanda.

"Udah enggak ko" ucap Amanda.

"Oh ya, besok lo gausah anterin gue pulang sekolah, gue ada janji sama temen lama, boleh?" Tanya Amanda.

"Gue anter" jawab Pangeran.

"Ish pangeran, ini sama temen lama, masa malah bawa pacar, kan ga enak" ucap Amanda, raut wajah pangeran tiba tiba berubah menjadi dingin.

"hm yaudah deh kalo gaboleh, gue batalin" ucap Amanda pasrah, ia tidak ingin membuat pangeran marah.

"Boleh" ucap pangeran dengan raut wajah berubah menjadi hangat. "Tapi lo hati hati, kalo ada apa apa, bilang ke gue" ucap pangeran di balas anggukan ditambah senyuman oleh Amanda.

"Kalo gitu gue pulang dulu, tdi bunda nelfon, Rachel nyariin gue" ucap pangeran, "gapapa kan lo sendirian?" Tanya pangeran.

"Gapapa ko, yauda gue anter ke depan" ucap Amanda.

"Kalo ada apa apa telfon gue" ucap pangeran sembari memakai helm nya.

"Iya, hati hati, jangan ngebut" ucap Amanda.

"Iya bawel" jawab pangeran dan langsung berlalu dari pekarangan rumah Amanda.

Setelah sampai rumah pangeran langsung membuka sepatunya. "Lah ran ko udah balik?" Tanya putra ayah panggeran yang tengah duduk diruang depan.

"Amanda sakit, jadi aku anterin pulang, lumayan ga belajar matematika" ucap pangeran sembari cengengesan.

"Bagus lah, ayah juga pernah gitu dulu, ya ga Bun?!" Teriak putra, Naya yang tengah di dapur pun terkejut.

"Apa sih teriak teriak" tanya Naya sembari membuka celemek yang melekat di tubuhnya.

"Gapapa, urusan jantan" ucap pangeran yang langsung berlalu. "Eh bentar, Rachel kemana? Katanya nyariin aku" tanya pangeran.

"Dia udah tidur, kamunya sih lama, untung Rachel nya ga nangis" ucap naya.

"Biasalah Bun, macet" jawab pangeran mengelak. Padahal tadi ia mampir ke salah satu tempat, kmna lagi kalo bukan ke makam Ara.

"Alasan aja kamu, orang waktu kerja, mana mungkin macet" ucap Naya menggeleng kan kepalanya.

Pangeran pun masuk ke dalam kamarnya dan mengganti baju lalu keluar untuk bermain game. "Ayah!" Teriak pangeran. Putra yang baru terlelap di bawah korannya pun terkejut.

"Main game yu, yang kalah wajib traktir bakso" tantang pangeran. "Hayu siapa takut, kalo kamu kalah, ayah basonya 4 porisya?" Ucap putra.

"Iye deh, tpi jangan ke pd an dulu, sapa tau aku yang menang" ucap pangeran membuat putra semakin bersemangat untuk mengalahkan putranya ini.

Permainan pun bermulai, mereka saling mengejar skor untuk menang, hingga tidak ingat waktu sudah hampir malam, saat sedang seru tiba tiba Naya mematikan tv nya membuat kedua lelaki itu menggerang kesal.

"Bunda..kan itu pangeran sedikit lagi menang, ko di matiin sih" keluh pangeran.

"Iya nih lagi seru serunya juga, kan kalo ayah menang bisa dapet bakso 4 porsi" ucap putra.

PANGERANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang