23. Reyhan & kinan

542 32 15
                                    


23. Reyhan & kinan

Kini Amanda sudah kembali sekolah. Keaadannya sudah membaik. Seperti sekarang. Baru saja ia sembuh, sudah di hadiahi ulangan matematika.

"Amanda. Ini gimana?" Bisik Kinan.

"Gatau gua juga pusing" balas Amanda.

"Gila" pasrah Kinan. Bayangkan saja, Amanda yang notabene nya anak pintar, di kasih soal ini malah pusing. Gimana Kinan yang pas pasan?

"Buset dah. Gua hitung kancing aja dah. Yaallah semoga tebakan gua bener semua" ucap Kinan dalam hati.

Kelas pangeran kini tengah berolahraga, dan giliran materi basket. Jangan tanya lagi, pangeran selalu membawa pulang piala setelah bertanding basket.

"Ran ajarin gue basket dong" pinta Anggel. Pangeran hanya melirik Anggel dan menaikan satu halisnya.

"Gua dari dulu gabisa basket" tambah Anggel.

"Pak! Ini nih belom bisa katanya" panggil pangeran. Niat Anggel untuk modus pun tak terwujus.

"Mampus" ucap oji.

"BWAHHAHAH MANTEP RAN" ucap reyhan

"Damage nya 999+" ledek satria.

Anna hanya mendelik dan melemparkan bola basket, bukannya mendarat dengan baik, bola basket malah mengenai ketua kelas.

"ANJING" ringis santi ketua kelas.

"Ai lu gila nggel, punya masalah apa si gua sama lo, sini ngomong. Baku hantam kita" ucap santi yang mulai merasakan kepalanya pusing.

"Bacot lo" balas Anggel.

"Okee! Serlok. Besok kita baku hantam!" Ucap santi. Santi memang tomboy, disaat teman satu kelasnya takut pada Anggel, ia malah kebalikannya.

"HAJAR SAN" Ucap oji mengompori.

"Jambak aja san tu rambut nya udah ke permen kapas" ucap satria.

"Ayo sini? Mau sekarang aja?" Ucap santi meleledkan lengan bajunya sampai sikut.

"GELUD GELUD" ucap reyhan.

"Udah lah nggel. Lu minta maaf apa susahnya sih, tangan gua gamau kotor gegara nonjok lo" ucap santi.

"Bukannya Gue ngemis minta maap yak, gua gini biar lo ga seenaknya sama yang lain" tambah santi. Anggel hanya mendelikan matanya dan keluar lapangan.

"Bodo" jawab Anggel sembari keluar lapangan.

"Dajjal!" Umpat Santi.

Bel istirahat pun berbunyi. Amanda menghela nafas, akhirnya semua soal ia dapat kerjakan.

"Selesai tidak selesai. Kumpulkan"

Semua murid pun mengumpulkan soal laknat itu. Dan satu persatu keluar untuk mengisi perut nya.

"Amanda!" Panggil pangeran masih memakai baju basket.

Amanda pun menoleh dan menunggu pangeran menghampiri nya.

"Ih bau" ucap Amanda bercanda. Padahal tidak bau sama sekali. Wangi maskulin masih menyeruak di Indra penciuman Amanda.

"Masa si? Wangi gini juga" ucap pangeran mengendus badannya sendiri.

"Ih jorok. Bercanda, lu wangi ko" ucap Amanda mendapaitatapan tajam dari pangeran.

"Ko lo pucet? Ga sarapan?" Tanya pangeran memperhatikan wajah Amanda.

"Iyakah? Gatau. Gue udah sarapan. Gua belom pulih banget kan ran" jawab Amanda.

"Obat nya di bawa?" Tanya pangeran. Amanda mengangguk menjawab nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PANGERANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang