04 terpaksa!

50 8 0
                                        

Rio sedang menikmati putung rokonya didepan gerbang sambil menunggu dua cewek sekaligus yang akan ia temui, pertama Inne pacarnya dan Zee calon pacarnya.

Asap mulai menutupi wajahnya yang begitu tampan dan cool setiap harinya itu, poni yang tidak tertata rapi menjelaskan kesan brandalanya.

"Sayang" mendadak tanganya berat sebelah saat dirasa ada seseorang yang menggeliat manja disana.
Rio menoleh sambil mematikan putung rokoknya.

"Hai" sapanya disertai smirknya.

Inne terkekeh geli,"jadi pengin cium!" Cewek itu menyentil ujung bibir Rio.
Rio hanya membalasnya dengan senyuman.
Tak lama setelah itu, terlihat sosok cewek yang dinantinya mulai berjalan kearahnya.
Tatapanya yang menajam kearah Rio membuat cowok itu kembali tertantang untuk memilikinya.

Dengan gerak cepat Rio menyingkirkan lengan Inne dengan lembut dari lenganya kemudian berdiri saat Zee sudah ada didepanya dengan wajah malas.

"Eh Cecan" godanya,Inne mendengus disana, bisa bisanya ada ya ada pacar sendiri malah nggoda cewek lain

"Ih Rio, kok kamu gitu sih?!" Ucapnya sambil melirik kearah cewek yang tak dikenalnya itu.

Zee belum berucap, cewek itu malah melipat tanganya disini, tiba tiba pandangan yang tak pantas dilihat terjadi tepat didepan matanya, Zee membulatkan matanya ketika tiba tiba Rio mencium bibir Inne.

Cewek yang diciumnya itu sedikit terkejut, namun setelah itu dia malah mengalungkan tanganya dileher Rio, sedangkan Rio menekan tengkuk Inne untuk memperdalam ciuman tersebut, sebelum dilepas.

Apa apaan ini, Rio mengajak pulang bersama dengan Zee, tapi dia malah melakukan hal ini dihadapanya.
Zee ingin melangkah pergi, tapi tanganya ditahan oleh Rio.
Cowok itu melepaskan ciumanya dengan Inne.

"Ini yang terakhir, setelah ini kita nggak ada hubungan apa apa" ucapnya membuat Inne melebarkan matanya dengan sempurna.

"Maksudnya? Kita putus?" Tanya Inne tak percaya.

"Ya, bisa dibilang gitu. Kalo lo bilang kenapa? Karna gue udah bosen sama lo. Bye sayang" Rio meninggalkan Inne yang matanya mulai berkaca kaca disana bersama Zee.

"Elo? Gampang banget mutusin gue Rio?" Gumam Inne yang kemudian setetes air mata keluar dari kelopak matanya.

Zee menghempas tangan Rio dengan kasar saat mereka ada diparkiran.
"Lo apa apaan si hah?!!! Lo nggak mikirin perasaan Kak Inne?" Tanya Zee sewot, namun cowok itu hanya tersenyum.

"Kalo gue mikirin perasaan mantan gue, terus gimana sama perasaan lo?" Rio menaik turunkan alisnya.
Bukan Zee yang baper, melainkan beberapa siswi yang berlalu lalang disekitarnya yang mendengar ucapan itu.

"Aduh, sosweet banget anjir!!"

"Ahhh, Rioo gue pengin!"

"Oppa kedua gue!!"

Ucapan beberapa siswi bisa ia dengar.
Rio menanggapi ucapan itu dengan melambaikan tanganya.

"Dasar cowok centil!" Batin Zee.

"Yaahhh baper ya lo!" Ledek Rio.

"Lah geer banget si lo!"
Rio mengacak pelan rambut Zee, kemudian

Greb

Rio memeluk tubuh mungil itu, Zee terkejut dia mendorong tubuh Rio dengan kuat, namun kekuatanya tidak mampu mengalahkan cowok itu.

"ihh lepas Rio!! Ngapain si peluk peluk! Nggak sopan banget!!" Ucapnya.
Cowok itu melepas pelukanya, kemudian menatap lekat manik mata itu.

"Mulai sekarang lo jadi pacar gue" dia berucap begitu lembut, membuat Zee terhanyut dalam ucapanya, namun cepat cepat ia sadar.

A JASMINE FLOWERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang