12|Twelve, crush before it starts

106 26 2
                                    

Duabelas🍁

-Sekarang, apa yang perlu kuharapkan darinya?
Bahkan kita sudah hancur, sebelum dimulai.

Setelah kejadian tadi, lelaki bernama Jaehyun itu pulang dengan keadaan tak enak dipandang.
Pasalnya, dia marah, namun dia takut akan bagaimana perasaan adiknya setelah mengetahui semuanya.


Dia membuka pintu rumahnya, terlihat Kedua orang tuanya, Jung Chanwoo dan Eunha.
Jaehyun yang tadinya menunduk, lalu mengangkat kepalanya.


"Pah, mah- perjodohan sooyu harus di batalin."

Chanwoo dan Eunha yang mendengar anaknya bicara seperti itu, terheran.
Mereka mengangkat kedua alisnya, "Kenapa jae? Ada masalah?" Ucap chanwoo

"Doyoung udah ngelakuin hal yang salah. Dia ngehamilin perempuan lain."

Petir seperti menggelegar, harapan yang mereka nanti selama sepuluh tahun lamanya sirna.
Chanwoo yang melebarkan matanya, dan sama halnya seperti Eunha.

"Bang jae bohong kan?"
Jaehyun yang mengumpulkan niat untuk memberitahu Sooyu ternyata naas. Sooyu ternyata sudah ada di pertengahan anak tangga.

Dan pasti mendengar apa yang jaehyun katakan tadi. "Nggak mungkin doyoung kayak gitu, dia udah janji sama sooyu nggak bakal nyakitin sooyu."

Sooyu terkurai lemas, tak menyangka kalau ini semua terjadi pada hidupnya.
Pertunangannya?
Pernikahannya?
Dan Doyoung?

Tepat lima jam yang lalu, lelaki itu mengatakan kalau, "Tenang aja, mau gimana pun keadaannya-gue nggak bakal ninggalin lu, apalagi nyakitin hati."

Kalimat itu yang sekarang tersirat di hati seorang gadis belia yang tak kuasa menahan air mata.

Semuanya terdiam, hanya Jaehyun yang sejak tadi memperhatikan adik perempuannya itu.

Beberapa detik kemudian, Chanwoo membanting vas bunga frustasi. "Apa-apaan ini maksudnya??!"

Dia mengambil kunci mobilnya, melipat lengan bajunya.
Lalu bergegas untuk pergi, tetapi jaehyun menahannya.

"Jangan gegabah, yah. Besok kita masih punya waktu buat bicarain ini. Jaehyun udah ngomong tadi, perjodohan ini gagal."

Amarah ayahnya itu sedikit mereda, berjalan menuju sofa yang tadi diduduki nya.
Eunha melihat naas, dan mendekati putrinya.

Dengan lembut, seorang ibu itu mengelus rambut putrinya. Lalu memegang bahunya, "Kamu nggapapa kan?"

Sooyu mengejapkan matanya, "Sooyu cuma nyesel percaya sama doyoung, mah."

Sooyu berdiri, mencari kekuatan untuk melangkahkan kakinya. Setelah mendengarkan hal apa yang bukan semestinya.

Gadis itu melangkahkan kakinya untuk pergi ke kamar nya, Eunha melihat putrinya itu hanya menunduk dan memejamkan mata.

"Mamah salah milih jalan ini- Mamah salah udah jodohin kamu sama laki-laki kayak dia."

----------
In sooyu bedroom

Gadis itu masuk lalu duduk bersender di ranjang tidurnya.
Dia melamun, sudah jelas dia memikirkan hal tadi.

Dia mengangkat tangannya, lalu menutup mukanya.
Dan menyembunyikan air mata nya.

"Salah gue apa sih, yatuhan.."

Dihatinya terlihat kekecewaan yang besar, pastinya.
Namun dia bertanya-tanya, apa salahnya?
Hingga laki-laki yang seharusnya menikahinya tiga minggu lagi, namun melakukan hal yang tak pernah terpikirkan sebelumnya.

Tetapi kita tahu bukan?

Ini bukan kesalahan doyoung.

Namun takdir menunjuk doyoung dan sooyu yang mendapatkan ketidakadilan ini.

Deringan nada dering ponsel terdengar, sooyu menurunkan tangan yang tadi menutupi wajahnya itu dengan perlahan.
Beranjak bangun lalu mengambil ponsel itu, dan melihat siapa yang kini telah menelpon nya.

Namun hatinya bertambah sesak, Ketika yang menelponnya adalah doyoung.
Sooyu menarik nafasnya panjang, lalu mengangkat telfon tersebut.

"Hm?-" Sooyu berusaha menstabilkan suaranya. Namun dia bukan gadis yang kuat untuk menyembunyikan desah tangisnya.

"So-soy lu nggak apa-apa kan?"

"Gakpapa kok." Sooyu mengambil nafas panjangnya. "Makasih buat semuanya, haha. Jaga perempuan itu baik-baik, jangan lupa kasih rasa sayang yang berlimpah buat anak lu nanti."

"Sooyu, tolong percaya sama gue. Gue nggak ngelakuin apapun,-"

"Udah lah doy, Nggak usah ngelak. Lu tau nggak, padahal tadi sore itu lu bilang kan, lu nggak bakal bohong sama gue apalagi nyakitin gue? Tapi kenapa kenyataannya beda?

-mungkin emang gue salah mahamin semuanya. Ini cuma perjodohan, yang pasti hubungan yang nggak didasarin atas cinta. Dan pastinya lu bebas ngelakuin apapun kehendak lu sebelum kita nikah, apalagi buat mutusin penolakan."

"Tapi soy-"

Telfon nya terputus, sooyu yang mematikannya.


Beberapa menit kemudian, pintu kamar gadis itu terbuka.
Jaehyun datang, tanpa mengetuk pintu.
Ia melihat gadis yang sekarang duduk dengan suasana teduh,

Seorang kakak itu duduk bersila disamping adik perempuan nya.

"Soy.."

Ucapnya saat mengetuk pundak seogok gadis yang bergeriuh dengan hatinya.

"Bang.. Abang bilang doyoung itu yang terbaik kan buat sooyu. Ta-tapi kenapa sek-" Jaehyun langsung memeluk erat tubuh itu, ia mengelus punggung tersebut dengan lembut.

Jaehyun menghembus kan nafasnya kasar. "Maafin bang jae, abang ngucapin kata dusta. Tolong jangan nangis, yah? Semuanya kita mulai dari awal. Abang janji, bakal jaga kamu. Abang nggak akan biarin ada orang yang nyakitin lu lagi."

Jaehyun melepaskan pelukannya, dan menghapus air mata, seraya menyelipkan sisa rambut yang menutupi wajah.

"Jujur sama abang, lu udah punya rasa sama doyoung?"

Sooyu menundukkan wajahnya, "Apa kalo sooyu bilang udah-doyoung bakalan balik?" Kembali menatap manik mata yang mencemaskan nya dihadapannya.

Jaehyun menatap naas adiknya. "Nggak.."




-I love you. But why are you betrayed my heart, with a broken?

To be continued..





Heartbeat ┋【Kdy】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang