22|Twenty two, compulsion

88 18 0
                                    

Twenty two🍁

Dua hari setelah itu, sooyu dengan berat hati akan pergi dari rumah milik doyoung.
Seperti janjinya, dia akan menikahi sehun hari ini juga.

Keegoisan sehun telah membuatnya melakukannya, walau suami nya belum sadarkan diri dari koma nya. Ya, Doyoung tak langsung bisa sadarkan diri karna sebagian kepalanya mengalami pendarahan. Dan orang yang mengalami pendarahan di kepala, pastinya akan mengalami koma selama beberapa hari.

Sooyu membuka pintu kamarnya, dengan perlahan memasuki kamar itu.
Kamar yang mengisahkan setiap kenangan tentang suami tercintanya, yang akan menjadi MANTAN suaminya.

Kini ia beranjak menghampiri ranjang yang lama tak ia sentuh. Duduk dengan perlahan mengelus seprai berwarna putih yang masih rapih.

"Kenapa semuanya jadi kayak gini, aku nggak sanggup doy.." Air mata akhirnya lolos begitu saja.

Diketaui ia hanya manusia biasa, bukan seseorang yang memiliki hati sekeras batu yang tak bisa merasakannya.
Yang meninggalkan suami nya, walaupun itu demi hidupnya.

"Dikamar ini aku selalu bangunin kamu yang tidurnya kayak kebo. Yang setiap pagi harus aku cium dulu, baru mau pergi mandi. Tapi mungkin abis ini, kamu bukan milik aku lagi doy. Bahkan sebaliknya.."

"Mungkin pas kamu sadar, kamu bakal benci banget sama aku. Aku nggak bakal ngasih tau kamu yang sebenernya, supaya kamu bisa hidup tenang tanpa punya beban."

Dia terdiam seketika, memiliki ide dibenaknya untuk menuliskan surat yang terakhir.

Mungkin.

Dia bangun, menghampiri nakas dan membuka laci. Mengambil satu buku, dan pulpen di meja.

Dengan pasti, ia kembali duduk di ranjang. Lalu membuka buku dibagian tengahnya, dan mempersiapkan untuk menulisnya menggunakan pulpen berwarna hitam.

Kata demi kata, kalimat demi kalimat ia tulis dengan penuh rasa. Dengan sebagian disematkan puisi sebagai pelengkapnya, serta nama si penulis di akhirnya.

Sampai di kata terakhir, dengan air mata yang terus mengalir, ia lalu merobek kertas itu dari buku.
Melipatnya, dan menaruhnya diatas meja.

Wanita yang telah hamil muda itu melihat jam yang tergantung di dinding.
Sedikit memekik setelah melihat kalau sekarang sudah pukul tiga sore.

“Aku harus pergi sekarang--” Ucanya berbicara dengan dirinya sendiri, lalu bangkit dengan menarik sebuah koper besar berwarna hitam.

“Selamat tinggal, doyoung..” Ucap nya lagi, lalu melangkahkan kakinya keluar.

•••

“enghh.. Bunda?” Pria bernama Doyoung itu tersadar dari tidur lamanya, terkejut karna melihat sang bunda yang kini sedang tertidur di pahanya.

Irene membuka matanya, ketika mendengar suara yang bersumber di depannya.

“Doyoung, kamu udah sadar nak.. Alhamdulillah.” Ucapnya lalu mengelus rambut hitam anaknya.

“Sooyu mana?”

Deg.

Pertanyaan ini yang masih bingung harus dijawab dengan apa.
“Dia--” ting!

Ia membuka handphone nya, dan mendapatkan sebuah notifikasi sms.

Sooyu

Heartbeat ┋【Kdy】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang