13|Thirteen, I said Sorry.

112 24 0
                                    

Tigabelas🍁

Pagi ini, lelaki bernama Doyoung itu terlihat redup tak semangat.
Mata nya lesu, dan bibirnya yang pucat.

Ia mengambil handphone dan memasukan benda itu ke saku nya.
Benda yang sedikit berat itu sudah menyanggah pada punggung yang sedang tak kokoh.

Menuruni anak tangga dengan langkah yang tak sedikitpun memiliki tenaga.

“Doy, lu nggapapa?” Tanya Suho yang ada di depan langkahnya.

“Nggak kok bang—”

Suho dan Doyoung hendak berpamitan dengan Bunda-nya yang duduk di sofa ruang tamu.

Namun, ketika doyoung meraih tangan berkeriput itu, Eunha menarik tangannya terlebih dahulu.

“Jangan pegang tangan bunda, sebelum kamu minta maaf sama keluarga Chanwoo.
Dan satu lagi, ayah perempuan itu bilang kalau kamu harus nikahin Rachel minggu depan.”

Doyoung hanya menunduk dan memejamkan matanya.
Lalu Suho menarik tangan Doyoung untuk segera pergi dari tempat itu.

“Tenang bun, kurang dari tiga hari doyoung bakal buktiin semuanya.” Ucapnya dalam hati. Seraya pergi melangkahkan kakinya.

***

Seringkali kita meminta hal lebih, namun tuhan pasti memberi kita sebuah rintangan sebelum ditemukannya sebuah kebahagiaan.

©Heartbeat

Pagi ini Sooyu menghiraukan kehendak Jaehyun untuk tak dulu masuk kelas.
Namun sooyu bersikeras untuk tetap berkuliah.

Alasan Jaehyun melarangnya, karna sooyu terlihat tak enak badan tadi. Badannya bahkan panas, dan sempat menggigil.

Jaehyun mengantar Sooyu sampai kelasnya.
Ketika Sooyu duduk di kursinya, Jaehyun memberikan sebuah isyarat pada Joy agar ikut keluar untuk bicara.

Diluar..

“Kenapa bang?” Ucap Joy pada Jaehyun.

“Joy, gue minta tolong sama lu— jangan bicara in sedikitpun soal Doyoung sama Sooyu..”

Joy mengerutkan alisnya,bingung.
“Loh, kenapa? Ada masalah?”

Jaehyun mengambil nafas panjangnya seraya memejamkan matanya, “Doyoung— ngehamilin perempuan lain.”

“Dan pasti lu tau kan, apa hubungan mereka sekarang?” Lanjut jaehyun.

Joy yang pastinya shock mendengar hal itu.
Yang terjadi sekarang benar-benar diluar nalarnya.

“Ta-tapi sooyu nggak apa-apa kan?” lirih joy.

“Makannya gue minta tolong sama lu, jangan biarin dia mikirin semua ini. Kalo perlu lu hibur dia, kalo dia diem jangan tanya dia kenapa. Ajak aja dia ngomong, paham kan?”

“Ohiya, kasih tau sama temen lu yang lain.” lanjutnya.

Joy mengangguk.

Heartbeat ┋【Kdy】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang