"aku tau cinta di antara kita itu sebuah kesalahan, tapi apalah daya, hati ini tidak memilih siapa yang ingin dicintainya, biarkan aku egois untuk saat ini, biarkan aku memilikimu, walau hanya sementara" -teruntuk mu Choi Zhilan, dariku Johnny Suh
"...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Zhilan masih duduk di dekat pagar rooftop. Lututnya yang memerah Ia luruskan. "Sial, obat di kelas lagi"
Zhilan berusaha meredamkan emosi nya. Menghirup udara yang bertiup kencang.
Kriek~
Pintu rooftop nya terbuka, telihat seorang murid laki laki masuk. Itu Shaofei.
"Hai" Sapa Shaofei, Ia langsung berjalan dan duduk di sebelah Zhilan. Matanya langsung melirik bekas operasi di lutut Zhilan yang memerah. Shaofei mengambil sesuatu dari saku nya, kemudian memberikan nya ke Zhilan
"Ini kan salep untuk lutut, kok lo ada?" Tanya Zhilan
"Pakai dulu" Suruh Shaofei. Zhilan langsung mengoleskan salep nya ke bekas jahitan nya.
"Fei, mama gue dateng?" Tanya Zhilan sambil terus mengoleskan salepnya
"Enggak, pak Shindong gak manggil orang tua lo" Jawab Shaofei. "Kaki lo gak papa?" Tanya Shaofei
Zhilan mengangguk, "tadi kesentak dikit, and.. Kenapa lo bisa punya salep nya?" Tanya Zhilan.
"Lo ingat gak dulu lo pernah turnament di Chiang Mai? Thailand open?" Tanya Shaofei, Zhilan mengangguk. "Disitu lo-"
"Cidera terberat dan yang paling gue sesali" Sela Zhilan.
"Sejak lo operasi dua lutut lo itu, gue selalu bawa salep itu kemana mana, jaga jaga kalau lo sakit tiba tiba" Lanjut Shaofei. Zhilan tersenyum kecil mendongak menatap Shaofei yang lebih tinggi darinya.
Shaofei merangkul Zhilan, "lain kali jangan temper kaya tadi ya, gue takut lo kelewatan malah nyakitin diri lo sendiri" Ujar Shaofei
"Hm." Zhilan mengangguk pelan, "tapi tadi dia emang kelewatan, gue emang gak suka sama papa, tapi gimana pun dia gak bisa seenaknya ngomong gitu, dia seolah olah ngatain papa gue itu di manfaatin sama Jessica-ssi, and i hate that" Kata Zhilan. Shaofei mengelus pundak Zhilan, Zhilan membaringkan kepala nya di pundak lebar Shaofei.
"Hm, Wǒ míngbái, you just need time.. I'll help- no, we'll help you through it all" Ujar Shaofei. Zhilan mengangguk. (Gue paham)
"Mau ke kelas?" Tanya Shaofei. Zhilan menunjuk lututnya
"Sakit"
"Piggy back?" Tawar Shaofei,
Zhilan tertawa, "ge itu waktu SD ga sih!? Gue capek jalan lo gendong"