Awas typo bertebaran
Bel pulang sekolah berbunyi, Rendy bergegas menuju parkiran untuk mengambil montornya disana. Aurel mengikuti arah Rendy dari belakang dengan langkah santainya. Ternyata di belakangnya terdapat kedua temannya. Aurel berhenti dan menatap tajam ke arah Putra dan Noval.
"Ngapain lo?" tanya Aurel kepada Putra dan Noval
"Harusnya gue yang nanya kali, lo ngapain ngikutin Rendy?" bukannya menjawab, Putra malah balik nanya.
"Gue mau ngambil montor di apartemennya, waktu gue dibawa ke rumah sakit dulu" jawabnya enteng
"Gue kira udah diambil, terus lo kesana naik apa?" tanya Putra lagi
"Gojek ada, angkot ada, temen juga ada ngapain bingung"
"Bentar, gue rasa mending lo bareng sama Rendy aja deh"
"Kenapa?"
"Kan satu tempat"
"Gue gak berani ngomongnya"
"Ya elah, tinggal ngomong doang apa susahnya sih. Kan lo pacarnya gimana sih!"
"Emang masih dianggep?" Aurel tau diri la ya
"Iya juga yah"
"Kok lo makin kesini makin goblok sih Put" saut Noval
"Diem lo!"
"Ya udah, gue aja deh yang ngomong. Siapa tau nanti lo dapet jawaban kenapa Rendy kaya gini" Aurel menganggukan kepalanya, kemudian mengikuti langkah Putra dan Noval yang ada di depannya.
"Ren! Tunggu Ren!" teriak Putra saat melihat Rendy yang akan menyalakan mesin montornya.
Rendy menoleh, melihat siapa yang meneriakinya.
"Kenapa?"
Putra ngos-ngos an karna baru saja berlari-lari mengejar Rendy yang akan melaju dari tempatnya.
"Nie Aurel ma-mau nebeng… huft… mau ngambil montor di apartemen lo katanya" ucapnya dengan ngos-ngos an.
"Haah, Aurel??" Rendy nampak bingung
"Gue" Aurel maju selangkah dari tempatnya dan menunjukan dirinya tepat di depan Rendy.
Rendy melepaskan helm yang dipakainya. Kemudian memandang Aurel dari atas sampai bawah, dan kembali menatap wajahnya.
"Kok gue kaya familiar dengan wajah lo ya? Kayaknya kita pernah ketemu deh tapi Kapan yah?" Rendy nampak berfikir, Aurel mengernyitkan dahinya bingung dengan tingkah Rendy.
"Arrgh, au ah" Rendy mengedikan bahunya malas, kepalanya semakin pusing jika memikirkan hal seperti itu.
"Jadi, kenapa?" sambungnya
"Boleh gue nebeng, montor gue ada di apartemen lo dan mau gue ambil. Jadi mungkin hari ini pulang bareng gak masalahkan?" tanya Aurel kepada Rendy
"Kok montor lo bisa ada di apartemen gue?" tanyanya lagi
"Nanti gue jelasin tapi gak disini, bisa balik sekarang?"
Rendy memutar bola matanya malas. Bisa-bisanya nie cewe ngatur-ngatur dirinya, punya hak apa dia. Tapi, kenapa juga gue hanya bisa mengiyakan setiap perkataannya? Sungguh aneh. Pikir Rendy dalam hati.
Rendy kembali memakai helm nya, tanpa menunggu di perintah Aurel langsung duduk di jok belakangnya tanpa permisi.
"Ngapain lo?" tanya Rendy
"Gue kan udah bilang tadi.BARENG. Lo gak budeg kan?"
"Kok jadi lo yang bete sih!"
"Biarin! Jalan cepetan!" Rendy mendengus kesal dengan tingkah cewek yang seenak jidatnya nyuruh-nyuruh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomboy and Bad Boy (TAMAT)
Teen FictionAurel Fransiska Nichol, berasal dari keluarga Nichol. Cewek yang begitu cuek, dingin, jarang senyum, berperilaku tidak selayaknya seorang cewe yang suka dandan justru ini malah sebaliknya, dan dia juga tidak terlalu peduli dengan sekitarnya. Masa la...