Awas typo bertebaran
"Dara? Ngapain lo disini?" tanya Aurel yang sudah mendongakan kepalanya menatap Dara.
"Aku tadi gak sengaja lewat sini terus liat kamu. Jadi, aku samperin deh aku kira salah orang ternyata enggak" jawabnya sambil tersenyum tipis ke arahnya kemudian duduk di sebelah Aurel.
"Oh"
"Kamu habis nangis yah?" Dara menyodorkan sapu tangan berwarna biru muda ke arahnya, Aurel yang bingung hanya bisa menatap barang itu.
"Ini siapa tau kamu butuh" Aurel menerima sapu tangan tersebut dan mengusap pelan pipi yang barusan basah.
"Thank's" ucap Aurel singkat, Dara menanggapinya dengan senyuman tipis.
"Ada masalah apa lagi?" tanya Dara yang hanya dibalas gelengan kepala olehnya.
"Mungkin ada yang mau kamu ceritain ke aku. Aku siap jadi pendengar yang baik kok buat kamu. Aku udah sering bilang kan gak usah sungkan-sungkan kalau mau cerita" ucapnya, Aurel menoleh ke arah Dara.
"Gue… kangen sama abang"
"Emang abang kamu dimana?"
"Udah gak ada"
Dara sedikit terkejut mendengarnya, kemudian merasa bersalah karna sudah menanyakannya.
"Maaf" ucapnya lirih
"Gak papa"
"Kejadiannya gimana?"
"Dulu…"
"Bang, Aulel mau main disana yaa" Aurel kecil kini sedang merengek ke abangnya untuk bermain di tepi jalan sebelah semak-semak.
"Jangan jauh-jauh yaa" ucap Ariel abang Aurel.
Aurel kecil langsung tersenyum puas kemudian mulai berlari kesana sambil membawa bonekanya. Tak lama kemudian ada 3 orang lelaki yang tidak dikenalinya menghampiri Aurel.
"Hai adik manis, lagi main apa?" tanya salah satu dari orang tersebut.
"Aulel lagi main boneka, om mau ikutan main?" tanya Aurel polos
"Boleh, gimana kalo kita mainnya disana pasti lebih asyik. Nanti om beliin es krim" jawab orang tersebut sambil menunjuk ke salah satu arah mobil yang terparkir disana.
"Tapi…, kata abang Aulel gak boleh jauh-jauh"
"Kan disana deket, nanti om beliin es krimnya yang banyak deh"
Aurel nampak sedang berfikir "Gak ah om, Aulel mau disini aja nanti dimalahin abang sama papah mamah" tolaknya membuat ketiga orang tadi jadi geram sendiri.
"Bos, kayaknya langsung bawa aja deh. Kelamaan, keburu banyak orang nanti" ucap salah satu temannya.
"Ayoo ikut aja, gak bakalan dimarahin kok" orang tersebut menarik pergelangan Aurel yang terus memberontak.
"Gak mau om"
"Udah ayo ikut!" bentaknya yang akan menggendong Aurel, tapi dengan sigap Aurel menggigit lengan orang tersebut. Tapi kedua temannya berhasil menangkap Aurel kembali sebelum berlari.
"Abang!!!! Tolong Aulel!!! Hiks…hiks Aulel mau dibawa pelgi!! Tolonggg!! Hiks…" teriak Aurel kencang sambil menangis.
"Hey, siapa kalian?! Mau bawa adikku kemana?" Ariel datang setelah mendengar teriakan Aurel barusan.
"Masih kecil aja mau sok jadi pahlawan haahaaa" ucap salah satu temannya yang memegang Aurel sambil menertawainya.
"Abangg, tolong Aulel… om ini jahat" rengeknya
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomboy and Bad Boy (TAMAT)
Teen FictionAurel Fransiska Nichol, berasal dari keluarga Nichol. Cewek yang begitu cuek, dingin, jarang senyum, berperilaku tidak selayaknya seorang cewe yang suka dandan justru ini malah sebaliknya, dan dia juga tidak terlalu peduli dengan sekitarnya. Masa la...