Dia menatapku cukup lama. Mengembalikan benda pipih itu ke tanganku yang sudah bergetar hebat. Wajah ini entah mengapa terasa panas melihat seringainya, bagai pisau daging yang siap memereteli ototku. Oh tidak, pasti sekarang sudah jadi merah seperti wajahnya tante-tante komplek!
Kutarik tanganku perlahan, tetapi dia tidak membiarkan ponselku bebas. Apa maunya?! Kugigit bibirku ketakutan. Matahari sepertinya sedang menertawakanku, ia rela menyinari begitu panas.
Sialnya, perutku mendadak terasa mulas, apa ini serangan gugup? Astaga! Aku ingin buang air besar saat ini juga! Perasaan apa sih ini semua?!
"Sayang ayo cepetan!"
Aku menoleh, kakak kelas 12 berdiri kesal di sebelah gebetanku.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
NOCTIVAGANT (RAWS Festival 2019)
General FictionPerburuan pada malam kelam dalam hutan RAWS