"Dek, bapakmu nggak ada uang. Kamu kerja aja ya," ucap Ibu padaku.
Aku tidak merespons. Pura-pura sibuk dengan laptopku. Padahal aku sebenarnya sangat mengerti keadaan keluargaku. Tidak memungkinkan jika aku kuliah jauh tanpa bekal sepeser pun.
Tetapi apa daya? Masalah ekonomi di keluargaku tidak akan putus begitu saja jika aku bekerja. Bukannya aku tidak mensyukuri lowongan yang tersedia. Aku hanya merasa keahlianku belum cukup, aku masih haus ilmu pengetahuan. Mungkin terdengar egois, tetapi aku yakin jalan yang kuambil bisa meringankan beban bapak.
Terlebih lagi, ini masa revolusi industri 4.0, jika aku hanya mengandalkan lowongan pekerjaan teknis atau sebagainya ketika seharusnya aku mampu mengembangkan diri lebih baik, bukankah akan sangat merugikan di masa depan? Artificial Intelligence perlahan akan mengambil pekerjaan manusia, dan aku tidak mau kesempatanku diambil AI!
"Bu, aku kan sudah bilang, aku ingin mempertahankan kelangsungan hidup keluarga kita," kataku meyakinkan ibu. "Jika aku seharusnya bisa melakukan lebih dari yang ibu minta, tolong biarkan aku berjuang."
"Tapi nak-"
"Bu, aku tidak mau janji yang manis-manis. Tetapi aku akan berusaha agar bisa menggantikan Bapak bekerja setelah ini. Aku akan berusaha memenuhi kebutuhan keluarga bahkan membuka jalan kesuksesan untuk adikku juga," potongku seraya menggenggam jemarinya yang kering kasar. Aku sadar, jahat sekali aku jika tak memgusahakan yang terbaik untuk tangan yang telah membesarkanku ini.
"Nak, ke sana juga butuh biaya. Walaupun ada beasiswa, kamu akan tinggal di mana memangnya? Jauh, bapak ibu mana bisa menjenguk," ujarnya khawatir. Aku tahu sorotnya sudah pesismis pada keputusanku.
"Ibu sudah sangat mengenalku, sejak kecil aku bisa melakukan apa pun sendiri. Sementara waktu aku bisa tidur di masjid. Berkerja sambilan agar bisa bertahan hidup. Ibu bapak tak perlu membiayaiku lagi."
Beliau tak menjawab. Pergi begitu saja. Pasti berat baginya melepas anak sulung, terlebih aku perempuan.
Pagi ini sudah kuputuskan, aku akan berangkat.
Dengan modal nekat.
***
Semoga aku bisa kuliah dan dengan keahlian yang kuharapkan :")
*Edisi bombay
KAMU SEDANG MEMBACA
NOCTIVAGANT (RAWS Festival 2019)
Fiction généralePerburuan pada malam kelam dalam hutan RAWS