"Sepertinya dia akan bangkrut setelah ini." aku kembali terkekeh begitu mendengar ucapan arda.
***
"Ini!aku sudah membelikannya untuk kalian."
Aku,vino dan arda yang semula sedang bercakap ringan langsung tersentak begitu mendengar suara Leon.dia sudah terduduk di sebelahku dan meletakkan 3 gelas lemon tea yang dibawa nya tadi dengan nampan.
"Woahh...cepat sekali kau tuan keledai." aku tersenyum jahil.
"Apakah semua orang didunia ini tidak mengerti cara nya berterima kasih?" dia bertanya dengan tangan memegang sedotan yang sibuk mengaduk-aduk lemon tea dengan santainya.
"Kau menyindirku?" tanyaku dengan kening yang berkerut.
"Tidak,aku hanya bertanya." dia menyeruput sedikit lemon tea nya sebelum akhirnya berkata,"kau merasa?"
"Ya,aku merasa kalau pertanyaanmu itu menyindirku.tapi,tidak apa,aku tidak mempermasalahkan hal itu."ujarku.
" lalu,setelah kau merasa,kau tidak ingin mengucapkan terima kasih padaku?"tanya nya.
Alisku bertaut,"untuk apa?"
"Ck!kau memang bodoh,sudahlah,tidak perlu dibahas."
"Hei!jangan mengatai kekasihku dengan kata kasarmu!" sahut vino.
"Ya ya ya,terserah kau saja tuan mesum." leon memutar bola matanya malas.
"Sudah ku katakan berapa kali,Leon?!jangan memanggilku dengan sebutan itu!"sungut vino," aku tidak suka!"memberengut,vino berucap kesal.
"Lantas?" Leon menaikkan sebelah alisnya untuk bertanya,"aku harus memanggilmu dengan sebutan apa?tuan pshyco?tuan pemalak?tuan berjakun?lagipula,panggilan itu merupakan panggilan sayang dariku,kau tahu?So,kau harus menerimanya dengan lapang dada."
Vino tergelak,"hash..!apakah tidak ada yang lebih berkesan?"vino mendengus kala mendapat gelengan kepala dari Leon sebagai jawaban.
"Sudahlah vino,biarkan saja si kentut ini melakukan apa saja yang dia mau." arda menengahi.
"Ya!biarkan saja tuan keledai yang menyebalkan ini." aku ikut menyahuti dan mengangguk setuju atas ucapan arda tadi,"tidak penting!"
"Jahat nya..." celetuk Leon sambil mengelus dada mendramatisir.
"I don't care ." seusai berucap,aku langsung meraih lemon tea ku dan meminumnya hingga tersisa setengah gelas.aku sempat mendengar,Leon mengembuskan nafas kasar sebelum akhirnya berbicara.
"Hei!kau tadi mengataiku apa,arda?" tanya Leon dengan alis yang bertaut.
"Hah?aku tid—"
"Kentut." sela vino cepat.
"Kyakk!jelek sekali!"
"Memang jelek.kenapa?kau keberatan?" tanya arda sembari tersenyum miring.
"Tidak.hanya saja,aku kurang setuju dengan itu." Leon berujar sambil menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.
Tiba-tiba,sebuah lengan melayang tepat ke arah ku—oh tidak,lebih tepatnya ke arah Leon.Ya!itu arda,dia baru saja menoyor kepala Leon cukup keras sehingga membuat sang empu mengaduh kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mÿ Lîght🌠 [®ℹlø] ✔
Teen FictionLangkah vino kembali terhenti kala teriakan lantang dari rizka terdengar."Kenapa?!kenapa kau membenci dan menghindariku?!" Nafas vino tercekat,"Karena aku menyayangimu,Rizka Vreeze Agatha!"setelah itu,vino kembali melangkahkan kaki nya meninggalkan...