Buen Camino!

57 27 8
                                    

"Buen Camino!" Seseorang dari dalam mobil yang berlalu memberi semangat pada Tio.

"Gracias!" balas Tio sambil tertawa dan mengangkat kedua tangannya.

Ini hari ke-27 dan sebentar lagi dia tiba di akhir perjalanannya berjalan kaki sejauh 780 kilometer menuju Santiago de Compostella, sebuah kota di bagian Barat Spanyol yang menjadi salah satu tempat kelahiran peradaban Eropa. Cangkang kerang di ranselnya tidak henti bergoyang menyesuaikan langkah kakinya yang mulai terbiasa menyusuri jalanan.

Hari ini dia tidak berteman. Tapi Tio tahu dalam perjalanan semacam ini seorang teman akan muncul saat diperlukan. Bahkan mereka bilang, perjalanan ini akan memberi apa pun yang kamu cari.

Di hari pertama perjalanannya, dia berjumpa dengan seorang dokter India yang menolong saat kakinya yang mendadak kram.
Di hari ke-5 dia membantu seorang kakek dari Kanada. Kakek itu membuatnya takjub dengan semangatnya untuk menyelesaikan perjalanan.
Di hari ke-17 saat dia tidak yakin dan hampir mengakhiri perjalanannya, bertemulah dia dengan rombongan dari Polandia yang menghiburnya dengan cerita-cerita lucu dalam bahasa Inggris yang patah-patah. Selanjutnya Tio melanjutkan perjalanan dengan seorang pelajar dari Jepang sebelum akhirnya berpisah karena Tio memutuskan untuk mempercepat langkahnya.

Tentu akan sangat menyenangkan kalau aku bisa merayakan keberhasilanku dengan seorang teman. Semoga sebelum perjalanan ini berakhir aku bisa mendapat teman lagi. Dan akan jadi sesuatu yang luar biasa jika bisa bertemu teman dari tempat asalku, pikir Tio.

Sebuah harapan yang sejurus kemudian langsung disesalinya ketika dia mengenali wajah seseorang yang menghampirinya.

"Mas Ruddy! Kok bisa ada di sini?"

Teman seperjalanannya yang baru itu tersenyum lebar, "Tio, aku menjemputmu pulang!"

Tio tidak mengacuhkannya dan terus melangkah.

"Tio, apa yang kamu cari?"

"Kurasa bukan urusanmu!" sahut Tio ketus.

"Tio, apa yang mau kamu buktikan dengan perjalanan ini?"

"Diriku sendiri," gumam Tio tanpa menghentikan langkahnya.

Ruddy tersenyum. "Tio, Maya mencarimu ke Brussels."

Kali ini Tio menghentikan langkahnya.

Butterflies in My StomachWhere stories live. Discover now