Blokir

100 48 64
                                    

Jemarinya sibuk memainkan tetikus.

Memeriksa surat elektronik yang masuk.

Kosong. 

Tidak yang baru.

Dia beralih ke media sosial.

Sia-sia.

Dicobanya memerinci: Facebook, Instagram, Twitter, apa lagi?

Tidak mungkin seseorang sembunyi dari semua keriuhan di dunia maya, bukan?

Dia kembali dengan kesimpulan sekaligus pertanyaan.

Sayang, kenapa semua akunku kamu blokir?

Butterflies in My StomachWhere stories live. Discover now