Butterflies in My Stomach

Sang Serigala

Bapakku menamaiku Ruddy.
Dari Ruddolph, serigala yang cerdik, berani, dan setia.
Ibuku bilang, namaku diberikan oleh seorang turis bule
yang mampir ke lapak buku punya Bapak.
Ruddoph the wolf.
Ruddy Sang Serigala.
Sayang Bapak Ibuku tidak panjang usia.
Untuk membuktikan apa benar aku menjadi cerdik, berani, dan setia.

Serigala setia pada satu pasangan.
Mungkin karena pasangannya memberikan rumah yang hangat.
Rumah keduaku diberikan oleh Om Candra dan keluarganya.

Dan meski aku terlalu malu untuk kembali.
Karena amanat beliau agar aku menyelesaikan kuliah tak bisa kupenuhi.
Tapi jangan ragukan kesetiaanku.
Kupastikan semua kolegaku memakai jasa bengkel Om Candra.

Sekarang pun aku kembali.
Untuk berbakti pada orang yang telah berlaku bagai ayahku.
Meskipun sejatinya kami hanya dua orang yang kebetulan bertemu di sebuah bengkel.

Aku menemuinya terbaring di rumah sakit.
Kupastikan dia mendapatkan layanan nomor satu.
Tapi tetap saja hatiku sakit melihat tangannya yang kurus.

"Om Candra ...." Aku berbisik selembut mungkin.
Tak kusangka dia membuka mata.
"Ruddy?"
Aku hanya bisa mengangguk-angguk.
"Kenapa lama sekali baru datang?
Aku kehilangan teman main catur selama ini."

Kurasa mataku memanas.
Karena serasa aku telah diampuni.
Bahkan sebelum aku meminta maaf.

"Saya .... Om, saya ... eh ... saya bertemu Tio ...."
"Tio? Hah anak itu sekarang sama bandelnya seperti kamu ... bisa-bisanya dia diberhentikan hahaha!"
Aku tersenyum kecut.

"Om! Ikut saya ke ibu kota ya.
Dokter-dokter terbaik ada di sana!
Tio juga bisa kuliah lagi di sana."
Tanpa sadar aku memberondongnya.

Om Candra tersenyum begitu lembut.
"Ruddy, aku tahu kamu selalu setia. Bengkel kecilku tak pernah sepi. "
Aku menahan napas.
Jadi Om Candra tahu!

"Ruddy, boleh kutitip Tio?"
Mataku membelalak.

"Waktuku tak lama.
Kalau aku pergi, kamulah tumpuan keluarga ini.
Bawa Tio ke tempat yang aman."

"Saya bawa Om pergi bersama Tio!"
Aku berucap mantap.

"Mendiang istriku, Ah Ling, dikuburkan di sini.
Jadi aku di sini sampai akhir."