Dewasa

98 43 87
                                    

"Pokoknya aku nggak mau sekolah lagi! Aku mau bantu Papa urus toko!" kataku tegas.

"Eh, Anak Kecil! Emang kamu tahu cara mengurus toko?" tukas kakakku tidak kalah sengit.

"Aku sudah pelajari caranya, Kak! Aku sudah hafal harga barang di toko jadi aku pasti bisa melayani pembeli. Aku tidak butuh tidur siang seperti Kakak yang hobi molor dari siang sampai sore."

Kakak melotot memandangku. Kulihat Kakak mengubah posisi duduknya jadi kuduga sebentar lagi dia pasti mengayunkan kakinya menyapu kakiku di bawah meja. Dengan gesit kutarik kakiku dan benar saja! Tendangan Kakak sukses mengenai kaki meja, menyebabkan segelas susu di atas meja terguling.

"Kalian tahu apa itu artinya jadi dewasa?" tanya Papa sambil menghela napas melihat tingkah kami.

"Kalau sudah disunat!" jawabku mantap karena aku sudah disunat bulan lalu.

"Dan karena sudah disunat, sebentar lagi suaramu berubah jadi besarrrr seperti hantu lalu kakimu, wajahmu, dan dadamu akan penuh buluuuu seperti gorilaaaa...hahahahaha!" sembur Kakak.

"Bohong! Kalau ada Mama pasti Mama akan bilang kalau Kakak bohong!" Aku tersadar dan memandang Papa takut-takut.

Nama Mama masih tabu untuk disebut di rumah karena selalu membuat suasana hati Papa memburuk. Acara sunatanku dilakukan satu bulan setelah peringatan satu tahun kepergian Mama.

"Dewasa itu ... ," kata Papa sambil membantu Kakak membersihkan tumpahan susu. "Kalau kamu sudah mengerti tanggungjawabmu dan sudah bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk."

Aku merasa tubuhku mengecil. Mengerut sampai cuma sebesar biji kacang. Kurasa artinya aku tidak diizinkan membantu di toko. Mungkin sampai sepuluh tahun lagi.

Tumpahan susu di lantai sudah dibersihkan. Papa memungut kain pel yang dipakai untuk mengelap tumpahan susu lalu melangkah menuju tempat cucian.

Di ambang pintu Papa berhenti dan tiba-tiba menoleh lalu memandangku sambil berkata, "Buat Papa, kalau kamu ingin membantu Papa di toko itu tandanya kamu sudah mulai dewasa."

Aku tecekat. Kemudian terisak tanpa suara.

Butterflies in My StomachWhere stories live. Discover now