U (Ungkapan)

2.1K 149 18
                                    

• Not Me •
Bukan Aku •

Chapter 7 : U (Ungkapan)

Chara : Masashi Kishimoto
Created : ku_mi_ko_rin_7
Pairing : Boruto x Sarada

Happy Reading^^

°

°

°

Author POV

Sarada, dia memandang langit sayu. Manik khas Uchiha-nya itu masih terpaku pada suasana hujan. Dalam dekapan air yang menjatuhi bumi, dia tak bergeming sama sekali.

Sejak saat itu. Saat Boruto memberikan rahasianya yang terbesar, ia memang tak bisa lagi menilik keindahan langit. Rasanya udara ini menipis (hampa).

Dan saat ini juga, payung terhenti di atas kepalanya.

"Nanti kehujanan," suara khas yang nyaring di gendang telinganya, Sarada seakan takut untuk mendengar suara itu, namun tetap saja Sarada harus menoleh untuk memastikannya.

"Boruto? Ngapain kesini?" ucap Sarada.

"Tadi gue mau beli makan, eh ada lo yang duduk sambil hujan-hujanan,"

"Owh. Tinggalin aja gue, gue emang suka hujan-hujanan,"

"Gak," Boruto menentang, "Nanti lo sakit, sini gue anterin pulang,"

Sarada berdiri, mengikuti kemauan Boruto. Baginya Boruto memang keras kepala. Keduanya pun beranjak pergi tentu saja dengan satu payung. Sesekali mereka bersenda gurau.

Namun, "Sarada, menurutmu Sumire menyukaiku tidak ya?" tiba-tiba Boruto mengalihkan topik sebelumnya.

"Tidak?"

"Jahat banget lo!"

"Hn, kalau menurut gue mending lo buruan nyatain cinta ke Sumire. Kasian aja kalau temen lo yang lain mengharapkan lo terus," ujar Sarada memberi saran. Atau mungkin teman yang dimaksud Sarada itu dirinya sendiri?

"Eh? Emang ada yang suka sama gue?"

Dasar gak nyadar batin Sarada merutuki kebodohon Boruto.

"Ada, mungkin?"

"Terus gue harus gimana? Gue gak tau cara nembak cewek,"

"Kasih bunga?"

"Cara jadul itu mah,"

"Kasih coklat?"

"Ini bukan valentine Sar,"

"Kasih duit?"

"Nanti dianya matre,"

"Di chat aja, biar gampang,"

"Gak gentle,"

"Terserah lo lah Bor. Kalau menurutku sih ajak aja dia jalan-jalan terus lo kasih bunga sambil nyatain perasaan,"

Sarada merapuh. Hatinya remuk, tak berujung. Boruto menatapnya merasa janggal. Pasalnya aura Sarada tak seperti biasanya. Ada sedikit hawa-hawa aneh yang perlu dipertanyakan. Tetapi, karena itu Boruto, ia tak menggubris dan memberi topik lain untuk dibicarakan dengan Sarada.

Lalu kini keduanya telah tiba di depan rumah keluarga Uchiha. Sarada menawarkan Boruto agar mampir ke rumahnya sebelum pulang, tetapi Boruto menolak dengan alasan ia lupa mengangkat jemurannya. Yah, setahu Sarada sih Boruto tinggal sendirian jadi ia tidak mendesak Boruto untuk singgah sebentar di kediamannya.

Sarada membuka pintu sarkas. Beruntung kedua orang tuanya tengah sibuk di kantor masing-masing, jika tidak mungkin mereka akan marah melihat keadaan Sarada yang basah kuyup seperti ini.

Diambilnya handuk kecil berwarna biru shappire dengan lambang Uchiha di tengahnya. Jari lentiknya mengacak surai lembut itu dengan handuk miliknya. Sarada segera menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Selang 20 menit ia sudah merebahkan diri di kasur empuk kesayangannya. Dia menyapu bersih pemandangan di langit-langit kamarnya dengan bimbang. Bimbang antara harus mendukung Boruto atau mengungkapkan perasaannya.

Sarada itu, dia bukan tipe yang akan menyerah hanya untuk mengalah, namun jika itu untuk Boruto apakah dia bisa melakukannya?

Langit yang menangis, Sarada melirik ke arah jendela sekilas lalu menghentikan pikiran seandainya. Disinilah ia mulai membulatkan tekad, tekad untuk jujur kepada orang yang dicintainya.

Dan lihatlah apa yang dia lakukan. Seorang Uchiha Sarada sekarang sedang membuka beberapa majalah online remaja untuk sekedar mengecek trend-trend masa kini. Naasnya gaya yang diminati Sarada sama sekali tidak ada. Mana mungkin kan ia mau melepas kacamata hanya untuk memikat Boruto. Itu terdengar aneh.

Sarada meneruskan pencariannya untuk memikat sang pujaan. Membaca majalah, melihat tutorial di internet, belajar memasak, dan apapun itu yang akan membuat Boruto terpesona. Namun setelah beberapa saat belajar fashion, dia tidak menemukan satu pun dari gaya trend yang cocok untuknya. Sarada menyerah, mungkin(?)

°°°

Angin yang berhembus di atap sekolah, saat ini benar-benar meredakan ketakutan Sarada, walau hanya sedikit. Sisa dari ketakutan itu pasti akan kalah oleh cintanya, itulah pikirnya. Suasana tanpa suara diantara mereka masih berlaku. Ini memang canggung untuk Boruto yang tiba-tiba dengan serius diperintah Sarada untuk menuju ke atap sekolah seusai pelajaran.

"Boruto..." lirih Sarada menatap ke bawah, tak mau memandang lawan bicaranya.

"I-iya Sarada? Eh ini canggung banget ya kan? Ada apa sih?" Boruto kikuk dengan atmosfer ini.

Sarada menggigit bibir bawahnya, "Lo suka Sumire, kan?" matanya berkaca.

"Kan lo udah gue kasih tau,"

"Tapi, maaf gue gak bisa bantu..." Sarada menyibakkan poni dan pandangannya beralih ke Boruto. Iris yang sedalam laut dan segelap malam itu bertemu, "...karena jujur gue suka lo,"

Suara Sarada tercekat, dia tak dapat berkata apapun lagi. Dia tak ingin menanti jawaban jelas dari Boruto. Dia terlalu takut hingga matanya tak mampu membendung lagi tangisan.

"Sarada, gue..."

Ada yang berkata bahwa mulailah dengan berharap karena itu bukan hal yang sombong. Meski kata-kata itu nampak jelas, namun aku tak merasakan ungkapan ini akan sesombong itu untuk membuatnya menerimaku.

__________________________________

Maaf ya yg udh nunggu author telat :(
Kirain kmrn udh di publish eh ternyata blm dipencet

Sekali lagi gomenasai

Vote dan komen ya minna💓
Arigatou💗
Kisha sayang kalian💖

Not Me : Bukan Aku [BoruSara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang