DILLON VALENTINO DAMARA

21 5 3
                                    

10:25

"Baiklah semuanya materi hari ini kita sambung minggu depan, dan kalian harus belajar lebih giat lagi untuk menghadapi ujian. Mengerti?". Tanya Bu Maria kepada semua murid, selaku memberi nasihat.

"Mengerti bu." Jawab semua murud serempak.

"Baik lah kalian boleh istirahat." Ujar Bu Maria, dan semua murid pun berhamburan ke luar kelas untuk sekedar ke kantin, ke taman atau bercengkrama di kelas. Mereka tahu betul tidak lama lagi akan meninggalkan sekolah ini. Jadi sebagian murid memanfaatkan momen sebaik-baiknya di sekolah.

"Woi ayok ke kantin, laper nih gua." Ajak Dillon sambil menarik tangan Ray sahabatnya untuk beranjak, dan yang di tarik pun hanya pasrah.

Sesampainya di kantin ternyata sudah banyak di padati dengan siswa dan siswi yang lapar. Kayak zombie mau nyerang mangsanya:v.
Dan di sini mereka pun binggung ingin duduk dimana, pasalnya tempat duduk rata-rata sudah penuh.

"Cihh." Dengus Ray tak suka. Iya ia tak suka tempat ramai dan ini semakin ramai karena mereka di kantin.

Cogan mah bebas ye kan:v banyak fansnya.

"Huftt.. kita duduk situ yok lah, di pojokan masih ada bangku buat ber dua." Ujarnya sambil menarik temannya lagi agar duduk. Ia tak mau sampai siswi di kantin lebih mengerubungi mereka. Dan mereka pun langsung duduk.

"Ih kak. Gak sopan banget sih, bilang permisi gitu kek duduk apa gitu? Main duduk aja, entar kalo ada orang yang punya mau duduk terus di ambil dia mau duduk dimana?." Ucap seorang siswi secara tiba-tiba menegur mereka. Ya bisa di bilang ke Dillon doang.

Dillon pun hanya memperhatikan siswi di depannya ini, lah bukannya dia....???

"Ya suka-suka gua lah ngapain, emang ini meja lu yang beli?." Jawab Dillon sarkas.

"Iya emang bukan saya yang beli, seengaknya kakak tu permisi dulu kek, main duduk aja." Ucapnya masih tak terima.

Ray yang hanya melihat perdebatan pun memilih diam percuma ikut debat dengan siswi ini yang tak mau mengalah suka ngeles sana sini dan akhirnya ia memesan pesanan mereka ia tak mau lebih lama disini.

"Siapa pun boleh duduk kalik. Lagian nih masih ada satu bangku lagi, repot amat lu." Ujarnya sinis.

"Waketos gini ya gak sopan." Katanya dengan nada sengit.

"Eh lu Yenna, yang bolos di jam pelajaran gua hukum juga lu ya, malah ngatain kakak kelas lagi." Ucapnya memberi peringatan.  Sebenernya ia tak tau kalo Yenna suka bolos juga sama kayak kembarannya.
Ternyata kembar itu tak jauh beda batiinnya.

Mungkin setelah ini ia akan menghukum siswi ini.

"Siapa bilang saya Yen..." ucapnya terputus.

"Lah ngapain nama gua di sebut?."
Tanyanya sambil meletakkan mangkok bakso.

Semua yang ada di meja itu pun terheran.. bukannya Dillon tadi debat sama Yenna tapi kenapa siswi yang batu menaruh mangkok bakso ini yang menjawab?. Apa kah ia salah orang lagi?.

"Entah tu, dah jelas-jelas saya Yanna bukan Yenna. Mentang-mentang nama Yenna sama kayak nama girl band korea di sebutnya.. kakak demen sama Yenna Izon ya? Makanya nyebut saya Yenna bukan Yanna. Kan saya pakek name tag kak." Ucap dia ngaco.

"Siapa bilang gua demen kpop, gua tu......". Jawab Dillon ngegantung.

"Udah makan kalian mau debat terus gak ada habisnya." Sela Ray selaku orang yang menyimak berdebatan unfaedah mereka.

Mereka ber-empat pun segera menghabiskan makanan mereka. Tidak tau kalo ribuan pasang mata melihat mereka atau kurang lebih si kembar doang. Dengan tatapan iri, benci, takjub dan lainnya.
Gimana engak secara tiba-tiba ketos dan waketos duduk dengan mereka.
Ya namanya jodoh bisa apa ye kan:v

WANT TO CHANGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang