JAMKOS

9 3 0
                                    

"Huhftt". Helaan nafas Yanna pelan ia terlihat mulai bosan akan keheningan yang tercipta untuk beberapa menit yang lalu.

Keana mengajak si kembar ke perpustakaan karena hari ini guru mengadakan rapat dan mereka free kelas sampai jam selesai istirahat.

"Lu mau cerita apaan?". Tanya Yenna bosan ia mengetuk ngetuk meja sambil menonpang kepala dengan tangannya. Pasalnya sahabatnya ini mengajak mereka karena dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi beberapa menit yang lalu hanya terdengar helaan nafas dari Yanna dan ketukan jarinya pada meja. Tak satu pun kata yang keluar dari bibir Keana.

Keana yang mendengar pertanyaan dari Yenna pun menoleh, soalnya ia hanya menunduk menatap sepasang sepatunya di bawah meja. Ia ragu ingin bercerita kepada mereka dan harus memulai dari mana, keana pun hanya menatap Yanna dan Yenna secara bergantian.

"Sebenernya gua..." ucap Keana menggantung dan ia mulai terdiam lagi.

"Ngomong langsung elah ngegantung terus kayak perasaan babang Haechan yang gak tau gua suka dia dan dianya kagak." Celetuk Yanna mulai jengah karena tingkah aneh Keana dan ia pun menghempaskan kepalanya di atas meja dan mulai menutup matanya.

Pletakk!!!

"Woi sakit bego kurang asem emang, gua kakak lu tau gak sopan."
Sungut Yanna tak terima karena kepalanya baru saja mendapatkan hadiah jitakan dari adik kembarnya.

"Kalo ngomong ngaco terus, serius dikit napa dah heran gua." Jawab Yenna jengah akan tingkah kakaknya yang asbrud ini kenapa dia tak pernah serius akan situasi?.
"Eh gua lahir duluan 15 menit dari lu, jadi wajar dong?" Lanjutnya dengan menggerakkan kedua bahunya keatas seolah tak acuh.

"Cihh". Ucap Yanna hanya berdecih kesal. Iya ia tahu kalo Yenna yang lahir duluan, tetapi kenapa dia jadi adiknya? Karena mereka itu sebenernya orang jawa. Dan katanya sih orang tua zaman dulu bilang kalo punya anak kembar anak yang lahir duluan itu lah adiknya, pasalnya sang kakak membantu adiknya untuk keluar duluan. Dan mereka pun hanya mengangguk mendengar cerita dari mamanya.

Keana yang melihat berdebatan kecil oleh sahabat kembarnya pun hanya tertawa kecil dan ia pun menompang kepalanya dengan dua tangan di atas meja dan memasang tampang bahagia dan senyum gaje.
Yanna dan Yenna menoleh saat Keana melakukan itu, mereka pun hanya menganggkat satu alis mereka seolah bertanya 'kenapa?'.

"Di tempat gua latihan ada sabam baru yang gantiin sabam yang lama." Ujar Keana masih mempertahankan posisinya.

"Terus?" Tanya Yenna yang masih menaikkan alisnya bertanda tak menggerti. Sedangkan Yanna hanya menatap keana seolah mencerna kata-kata Keana yang keluar dari mulutnya. Keana yang melihat raut wajah kedua sahabatnya pun tersenyum dan tiba-tiba...


"DIA GANS ANJIR WOI DEMI APA, BAIK PULA ORANGNYA RECEH JUGAK AAAA IDAMAN POKOKNYA." Jawab Keana ngegas sambil menggebrak meja dan berdiri mengatakan itu semua mengebu gebu.

Satu detik dua detik tak terjadi pergerakan apa-apa antara Yanna dan Yenna, mereka hanya saling pandang dan memasang muka datar sedangkan Keana tengah asik menangkup wajahnya sendiri dan senyum sumringah mengingat wajah pelatih barunya.
Hingga 2 menit berlalu...

"Gua pikir apaan oncom, cuman gitu doang pakek lama lu ngomongnya mana pakek gelagat malu-malu taik sapi lu." Ucap Yanna greget dan melempar gumpalan kertas yang ia remat menjadi bola. Yanna pikir akan ada hal serius yang di bicarakan, lah ternyata Keana yang menyukai pelatih barunya.

"Dasar remahan renginang, bodo lah dia mau gans apa kagak yang penting Jeno tetap di hati." Ujar Yenna dan berlalu pergi dari perpustakaan, ia greget sendiri akan ulah sahabatnya ia pikir penting. Dan ternyata hal konyol yang terjadi.

WANT TO CHANGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang