TURNAMEN?

34 5 1
                                    

Yanna seorang gadis biasa, ya karena terlalu biasa sampai-sampai iya tak memperhatikan penampilannya sekarang. Rambut berantakan, pakaiannya tidak rapi, keringat dimana-mana. Yanna datang ke sekolah pagi-pagi dengan sepedanya sangking buru-burunya ia tak sempat memperbaiki penampilannya.

Hari ini Yanna tidak tau kalo turnamen di adakan hari ini. Mungkin kalo Yenna tak memberi tahunya ia tak akan mau datang se-pagi ini.

Bagaimana tidak ia di beri tahu kalo hari ini Yanna harus berangkat pagi alasannya sih mempersiapkan pemandu sorak, itu pun yang menyuruh Yanna siapa lagi kalo bukan prince nya sekolah.
Yanna tak habis pikir bagaimana bisa turnamennya di adakan sekarang? Bukanya besok? Ah sudah lah mending Yanna kekantin aja toh lagian gak belajar:v. Kesempatan batinyan.
.
.
.

"Enak ya?". Tanya seseorang sambil duduk di depan Yanna, dengan suara datar.

Sontak Yanna menegang di tempat ia tau suara ini milik siapa. Hampir 2 tahun sekolah di Garuda dan 2 tahun pula ia di hukum dengan seseorang yang memiliki suara ini.

'Apa lagi ini?'. Batinya.

Tak cukup kah Princenya sekolah menggangunya, sungguh Yanna bosan sekali melihatnya.
Yanna hanya ingin makan ia belum sempat sarapan udah di samperin aja.

Akhirnya Yanna pun menoleh ke depan untuk melihat Ketos tingkat akhir ini dengan ekspresi yang tersenyum lebar menampilkan deretan gigi putihnya.
Ia berharap sekali kalo masa jabatanya berakhir dengan cepat dan ia pun terbebas dari hukuman hukuman yang di berikan.

'Polos sekali'.
Batin Ray yang melihat ekspreis Yanna, sebenarnya Ray tu gemas tapi sebisa mungkin ia tahan.
Sebelum rencananya terlaksanakan.

"Kamu tahu kenapa harus datang sepagi ini?". Padahal sedari tadi Ray mencari mahluk absrud di depannya dengan susah payah, ia melihat sepeda yang sering di pakainya untuk datang ke sekolah seperti biasa terparkir cantik di tempatnya, dan ternyata Yanna seenak hidup makan bakso dengan nikmatnya.

Sebentar Yanna menutup matanya dan cepat cepat mengunyah bakso dimulutnya dan.....

"Kakak tu gak bisa cari orang lain apa? Bukanya turnamen besok di adakan kenapa mendadak sekali?mana seenak udel nyuruh dateng pagi. Kakak gak tau apa saya kesini udah kayak balapan sama Rosi, cape tau gak mana belum sarapan lagi." Koarnya mengeluarkan unek unek yang di pendamnya sedari tadi dan lanjut memakan baksonya. Bodo amat mau di katain apa yang penting makan.

Ray pun tergelak bagaimana seseorang berbicara dengan satu tarikan nafas dan lanjut memakan baksonya dengan lahap. Benar benar ajaib, batinya.

Ray pun menarik nafas sebentar sebelum berbicara untuk menetralkan suaranya hampir saja ia tertawa karena ekspresi lucu yg di berikan gadis di depanya ini.

"Saya kan suruh kamu buat jadi pemandu sorak, saya juga kaget seperti kamu kenapa turnamen di adakan cepat. Lagian kamu yang datang pagi itu buat bantuin bawa barang barang saya, terus bawain saya minum abis selesai dan jangan membantah."

Ini dia Ray ingin Yanna berada di dekatnya dan memberinya minum saat istirahat atau selesai turnamen nanti.

Sebenarnya ini ide Dillon juga karena ingin dekat dengan Yenna. Setidaknya dengan jalan seperti ini ada kemajuan buat Ray untuk mendekati Yanna. Walau tidak menggunakan cara ini Ray dan Yanna memang sudah dekat, karena Yanna yang usil dan Ray mau tidak mau menghukum siswi barbar ini.

Yanna yang mendengar penuturan dari Ketosnya pun sontak mendengus kesal, apa apaan batinya.

Ok karena Yanna anak baik dan tidak sombong, ia pun mengganggukkan kepalanya mengerti. Percuma sekali ia membela diri untuk lepas jadi babunya sementara.
Ok Yanna hanya sementara, batinnya memberi semangat.

WANT TO CHANGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang