The Bloody Contract

96 13 1
                                    

Genre : Misteri

Penulis :

1. vina2626

2. Nengput15

 Nengput15

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-oOo-

"Sayang, kudengar tersangka pembunuhan satu keluarga di ibu kota pusat adalah klienmu, benarkah?"

Maya, gadis berparas ayu dengan rambut sebahu yang tersisir rapi, bertanya dengan antusias pada lelaki yang berjalan sejajar dengannya. Namun, hanya sekali deheman ringan yang menjadi jawaban.

"Oh, jadi benar, kalau seorang Arjuna Mahesa bermain kotor. Membantu penjahat menyembunyikan tingkah bejatnya, hanya demi uang?"

Pemuda dengan nama Arjuna itu sontak menghentikan langkahnya dengan sepasang mata yang dinaungi alis tebal menyorot tajam punggung sang kekasih yang berada dua langkah di depannya.

Menyadari jika sang lelaki tak melanjutkan langkah, gadis berpipi bulat itu menoleh ke belakang. "Ada apa, Sayang? Kau tersinggung?" tanyanya dengan senyum simpul yang terukir. Tak ada yang tahu, di balik sudut bibir yang terangkat, ada gigi yang bergemelutuk di dalam.

"Cih, tersinggung? Tentu tidak, Nona Pengacara yang suci. Apa kau tahu, dunia yang kejam ini tidak terlalu cocok denganmu yang terlalu baik, Sayang," ujarnya dengan sedikit nada mengejek, lalu melenggang, menggapai bahu sang kekasih dan kembali berjalan beriringan di bawah sinar bulan.

"Oh ya? Bukankah besok adalah sidang pertamanya?"

"Hm."

"Kau tunggu saja besok," geram Maya dalam hati. Tangannya terkepal kuat di balik saku jaket yang ia kenakan.

***

Mentari siang nampak gagah mengeluarkan cahaya dari atas cakrawala. Terasa sejuk saat semilir angin berhembus. Berbeda dengan pengadilan hari ini, panas dan mencekam.

Arjuna terbelalak kala melihat kekasihnya yang akan menjadi rivalnya di sidang kali ini. Lain dengan Maya, ia tetap menyunggingkan senyum manisnya dan duduk dengan santai di seberang Arjuna.

Kali ini, Arjuna dan Maya sudah duduk dengan segala berkas-berkas di hadapan. Tatapan tajam saling mereka lontarkan satu sama lain. Semenjak Maya tahu bahwa kekasihnya yang menangani kasus pembunuhan satu keluarga itu, tak ada lagi kata cinta. Benci, geram, dan keinginan untuk membunuh yang menggantikan rasa cinta. Arjuna tak tahu, siapa yang paling tersakiti dalam kasus pembunuhan itu.

Hakim Agung memasuki ruangan dan duduk di tempatnya. Semua yang hadir membungkuk santun sebagai tanda hormat. Sidang akan dimulai.

"Tuan Arjuna, apakah ada perkembangan terkait kasus klien Anda? Apa Anda tetap menyatakan bahwa dirinya tidak terlibat kasus pembunuhan beberapa waktu lalu dan dinyatakan tidak bersalah?" Hakim Agung mulai membuka dengan pertanyaan dengan suara tegas nan penuh wibawa.

Pusat KegelapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang