Depressed Teen

84 11 2
                                    

Genre : Misteri


Penulis:

1. JEY-story

2. Ida_Rokayah

 Ida_Rokayah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-oOo-

Seorang remaja laki-laki sedang tertidur pulas di kamarnya. Pada malam itu penyakit mentalnya kembali kambuh, yaitu  'depresi'. Ia terus berteriak meminta tolong hingga wajah putihnya menjadi sangat pucat.

Ibunya pun bergegas menghampirinya lalu berkata, "Kenapa, Nak? Kenapa setiap malam kau selalu begini?" tanya sang ibu khawatir.

Hampir satu jam ia terus berteriak minta tolong dan ibunya pun hanya bisa menenangkannya dengan berdoa kepada Tuhan. Ibunya sangat khawatir karena anak itu hanyalah satu-satunya keluarga yang ia punya.

"Nak, ayo sadar. Jangan membuat ibu khawatir seperti ini," ucap sang ibu sambil meneteskan air mata.

Setelah satu jam berlalu, anaknya pun tersadar. Ibunya langsung mengambil segelas air hangat lalu bertanya, "Apa yang terjadi kepadamu, Nak? Mengapa kamu setiap malam selalu berteriak seperti orang yang sedang kesurupan?"

"Aku takut, Bu. Aku takut."

Sang ibu paham, bukan waktu yang tepat untuk menanyakan hal seperti ini. Akhirnya, ia memeluk sang anak sambil mengelus rambutnya dan menenangkanya hingga anaknya tertidur pulas di pangkuannya.

***

Keesokkan harinya Jeki, sang anak penderita depresi tersebut berangkat sekolah dengan tubuh lesu. Setelah terbangun akibat mimpi buruk semalam, Jeki tak dapat lagi memejamkan mata dengan perasaan tenang. Hatinya gundah gulana, pikirannya dipenuhi bayangan mengerikan, tentang ayah yang sama sekali tidak dikenalinya, wajah maupun suaranya.

Ayahnya meninggalkan sang istri sejak Jeki masih bayi merah. Kata ibu, ayahnya pergi karena kecewa dengan kondisi bayinya yang baru lahir. Sebenarnya Jeki anak sehat yang cerdas, meskipun sebelah kakinya berukuran lebih kecil. Jeki sendiri masih bertanya-tanya tentang kesalahan apa yang diperbuatnya sampai ayahnya pergi menjauhi keluarga kecil ini.

***

Ketika Jeki telah sampai di sekolahnya, tatapan sinis dari teman sekelasnya membuat Jeki sangat takut dan cemas.

BUGG!!!

sebuah pukulan tepat mengenai wajah Jeki. Para pem-bully itu tertawa dan terus mencaci maki Jeki. Setelah puas mem-bully Jeki, mereka pergi tanpa rasa bersalah. Jeki pun menangis sambil mengusap dahinya yang luka.

Mengapa mereka terus mem-bully-ku? Apa karena aku tidak mempunyai ayah dan aku adalah orang yang miskin?

Di tengah lamunan Jeki yang tak terima diperlakukan seperti itu, terdengar suara laki-laki di dekatnya. Ia berkata, "Kalau kamu capek, tidurlah. Nanti sore aku bangunin." 

Pusat KegelapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang