The Logical

19 6 0
                                    

Genre: Horor Philosophic

Penulis : Rii_Chand

Penulis : Rii_Chand

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-oOo-

Seorang remaja SMA tengah berlari kecil sambil menutupi kepalanya dengan tas hitam miliknya. Hujan deras mendera dan tak tanggung menyambarkan kilatan petir. Remaja yang baru pulang sekolah itu segera meneduh di sebuah halte sembari menunggu sebuah bis tujuannya tiba.

Di halte yang cukup besar tersebut, ada beberapa orang yang juga berada di sana, entah hanya meneduh atau memang akan menunggu sebuah bis. Mereka terdiri dari seorang nenek dengan sebuah kantung belanjaan, seorang pria dengan memakai tasnya di depan, seorang wanita hamil dan mahasiswa yang sibuk membaca novelnya.

Saat bis itu tiba di depan halte, remaja SMA itu segera menaikinya, namun mendapat larangan dari seorang mahasiswa yang sedari tadi menunduk sibuk membaca novelnya.

"Jika kamu ingin naik bus itu, maka kamu akan menanggung resikonya, Dik."

Spontan, remaja berseragam sekolah itu menoleh, menatap pemuda dengan kemeja abu-abu itu, pun begitu ketiga orang lainnya yang meneduh di halte.

"Apa maksud dari perkataanmu, Kak?" Ia sempatkan untuk bertanya sejenak.

"Cepat naiklah, bis itu menunggumu, kau tidak perlu khawatir jika amalan kebaikanmu  banyak." Pemuda itu menatap sejenak lalu kembali menunduk berkutat dengan buku novelnya yang tebal.

Remaja itu hanya geleng-geleng kepala lalu masuk ke dalam bis itu yang segera melaju cepat menerjang hujan.

"Nek, kantung belanjaan yang kamu bawa akan robek dan beberapa butir tomat terjatuh serta bergelinding  di tengah jalan, kamu segera memungutnya namun tidak menyadari kalau sebuah bis berada di depanmu, dan kau ...," Pemuda itu menatap sayu, nenek itu marah dan memaki pemuda tersebut.

"Kau gila! Kamu akan mengatakan jika aku akan mati?! Aku berharap kau yang akan tertimpa pohon dan tersambar petir." Nenek itu mencoba segera pergi dari halte tersebut, lagipula hujan telah berhenti.

"Jangan percaya dengan perkataannya, dia telah gila." Pria itu mencibir.

Pria dengan tas yang dipakai ke depan itu geleng-geleng kepala sambil tersenyum melihat tingkah aneh mahasiswa itu, sedangkan wanita muda yang sedang hamil tertarik dan penasaran dengan ucapan nyeleneh pemuda yang ada  di sampingnya.

"Hei, apa kamu bisa melihat kejadian selanjutnya? Maksudku kamu bisa melihat masa depan seseorang?" tanya wanita itu. Pemuda itu hanya diam dan menatap dingin.

"Kau tidak perlu tahu," jawabnya dengan nada datar.

Pria yang berada di samping wanita hamil itu mencoleknya dan mengatakan bahwa pemuda itu gila. Pemuda itu segera melenggang pergi tanpa bicara, ia merobek lembar  demi lembar halaman dari novel itu, membiarkannya terbang terbawa angin. Semakin dibuat keheranan melihat tingkahnya, terjadi percakapan antara pria dan wanita itu yang kini hanya tinggal berdua di halte tersebut.

Pusat KegelapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang