Cinta Dua Dunia

20 5 0
                                    

Genre : Horror-Romance

Penulis : puziyuuri

Penulis : puziyuuri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-oOo-

Napasku tersengal, dada naik turun. Lelaki dengan wajah menyeringai semakin memburu. Sudah kabur sejauh mungkin, bersembunyi di tempat yang kukira paling aman, tetap saja dia dapat menemukanku. Hidungnya mengendus bak anjing pemburu.

"Tolong!" jeritku.

"Kemari, kamu!" panggil lelaki jahat itu.

Ya Tuhan, kenapa di antara makhluk dunia ini harus sosok jahat yang diberi kemampuan spesial. Ya, aku memang tengah tersesat di dunia yang berbeda.  Meski tak semua, makhluk di dunia ini ada yang mampu mengendus aroma tubuhku.

Bruk!

Aku meringis, mencoba mendongak melihat apa yang tertubruk. Seketika mata terpana, wajah tampan dengan mata elang itu menelusuk dalam, menembus langsung ke dalam hati. Pernah kudengar makhluk-makhluk di alam yang lain ini begitu memesona. Awalnya, aku tak percaya hingga kini tubuh menjadi membeku.

"Mbak, nggak papa?" tanya lelaki itu dengan raut wajah khawatir.

"I-ya, Mas," sahutku ragu.

Mata memandangi sekeliling. Aku bernapas lega ketika tak lagi menemui sosok seram tadi. Ah, kenapa dia menghilang, ya?

Aku segera menemukan jawabannya dari aura yang terpancar dari lelaki tampan di hadapan. Level orang ini jauh di atas si jahat tadi. Mungkin dia dalam tingkatan seorang pangeran. Begitu, sih, yang diajarkan ibu tentang makhluk di alam sebelah ini.

"Mbaknya, kenapa bisa ada di sini?" tanyanya.

"Saya tersesat, Mas. Dikejar sama orang jahat," jawabku.

"Baiklah, saya akan antar Mbaknya kembali ke dunia Mbak."

Benar dugaanku. Dia salah satu yang berkemampuan tinggi. Bisa mengenaliku sebagai penduduk alam tetangga sekaligus mengantarkan pulang.

"Terima kasih, Mas," ucapku tulus.

Aku mengekor langkahnya. Lelaki itu sosok yang ramah dan hangat. Kami saling memperkenalkan diri. Namanya Mas Cakra. Obrolan ringan mengalir hingga tak sadar telah tiba di perbatasan alam.

Aku berdiri di titik perpindahan. Bibir Mas Cakra komat-kamit sebelum meniup ubun-ubunku. Tubuh ini terasa tertarik ke belakang dengan kuat.

Cahaya menyilaukan membuatku kesulitan membuka mata. Tangisan ibu tertangkap telinga. Tubuhku dipeluk erat.

"Anakku, akhirnya kamu kembali," isak Ibu.

Aku balas memeluk. Lega sekali bisa kembali melihat wajah ibu tercinta. Namun, aku terperenyak. Hati mendadak hampa. Ingatan tentang senyuman Mas Cakra melesatkan rindu.

Pusat KegelapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang