Telaga Misterius

32 5 0
                                    

Genre : Misteri - Komedi

Penulis :

puziyuuri

Myang04

Myang04

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-oOo-

Putra mengembuskan napas berat. Dia masih kesal dengan keputusan Indra membawa pacarnya untuk pendakian kali ini. Berkali-kali cewek cantik bernama Vega itu menjerit histeris ketika ada musang liar melintas.

Sialnya, ceweknya Indra itu juga membawa teman super centil. Bukannya fokus mendaki, si Sheila itu malah sibuk memperbaiki bulu mata palsunya sambil mengerling manja ke arah Putra. Cowok berkacamata itu bergidik ngeri. Dia paling alergi sama cewek ganjen. Beda dengan Udin, cowok flamboyan yang tak laku-laku karena di blacklist oleh cewek-cewek. Udin terus menebar pesona dengan sifat humorisnya.

"Dek Sheila, kamu tahu nggak bedanya kamu sama guntur?" celetuk Udin setelah sok gentle menolong Sheila yang hampir terpeleset. Siapa suruh pakai high heel naik gunung?

"Apa, Bang?" sahut Sheila dengan suara mendayu-dayu.

"Kalau guntur menggetarkan gendang telinga, kalau kamu ...." Udin sengaja menggantungkan kalimatnya.

"Kalau aku, Bang?" tanya Sheila antusias.

"Kalau kamu menggetarkan hati abang."

Sheila mencubit gemas lengan Udin. Cowok itu terkekeh. Putra menggelengkan kepala. Berdoa dalam hati agar dilepaskan dari penderitaan ini. Sementara Indra jangan ditanya. Dia sudah jalan duluan, begandengan mesra dengan Vega. Belum selesai kekesalan Putra, Sheila mendadak oleng.

"Kamu kenapa, Dek?" tanya Udin dengan wajah cemas.

"Aku aus, Bang, mau minum es teh?" rengek Sheila.

"Mana ada es di sini?" ketus Putra.

"Kenapa nggak kita coba tanya sama warung itu?" sahut Sheila.

"Mana mungkin ada war-."

Kata-kata Putra terhenti melihat warung dalam jarak sepuluh meter. Dia mengucek-ucek mata memastikan tak salah lihat. Udin malah sudah memanggil Indra dan Vega. Mereka berempat menuju warung. Putra tergopoh-gopoh mengikuti.

"Bagaimana kalau bukan warung manusia," desisnya.

Putra semakin merasa tak nyaman ketika menyadari warung itu memang misterius. Aneh, warung sekecil itu lengkap menunya. Penjaganya, lelaki tua berkaki pincang dan cewek cantik berkebaya cokelat. Udin kini menggombali si cewek.

"Kalian baru pertama kali ke sini?" tanya si kakek dengan suara serak.

"Iya, Kek. Rencananya kami akan menginap," sahut Indra.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pusat KegelapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang