Pembunuhan di Malam Ulang Tahun Sahabat

42 10 0
                                    

Genre : Misteri


Nama penulis:

1. Chand Akbar

2. Ida_Rokayah

3. CViole

 CViole

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-oOo-

Rumah megah bercat putih gading di pinggiran kota London sedang  kedatangan tamu. Rumah itu biasanya sepi seperti tidak berpenghuni. Di huni hanya oleh satu orang pemilik, tiga orang asisten rumah tangga, dan satu orang sopir. Isaac memiliki rumah megah tersebut secara turun-temurun didapatkan dari ayahnya. Dia tinggal sendirian. Hari itu usianya tepat memasuki angka 40 tahun, namun pembawaannya energik dan bersemangat. Kesehariannya disibukkan oleh berbagai aktivitas sebagai seorang pengusaha. Lelaki kurus dengan ciri khas tongkat kayu eboni yang selalu dia bawa, sangat menyukai kejutan. Beberapa kali lelaki ini menghadiahkan kejutan tidak terduga bagi teman-teman setianya, seperti yang terjadi malem hari di akhir bulan November tahun lalu.

***

Sesosok lelaki sedang melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kiri. Rupanya dia sedang menantikan tamu yang seharusnya sudah tiba sejak setengah jam yang lalu, sesuai dengan waktu undangan yang telah dia tentukan.

"Isaac, berhentilah melihat jam. Mereka akan datang sebentar lagi. Kita tunggu saja sambil menikmati anggur hidanganmu," kata Erin, "anggur ini sangat lezat." Erin menyesap minuman dalam gelas kristal dengan nikmat.

"Anggur merah kesukaanmu, Aku memesannya dari restoran langgananku di  Perancis," jelas Isaac.

"Benarkah, Anda memang sangat berkelas. Ini anggur  favoritku, Blend Bordeaux." Erin menggoyang pelan gelas kristal beberapa saat, lalu meneguk habis cairan merah ke dalam tenggorokannya.

Hembusan asap rokok mengepul memenuhi ruang tamu. Tidak lama kemudian, suara berisik perempuan muda terdengar ramai dari arah tangga teras depan.

"Apakah kau tidak memeriksa kendaraanmu sebelum ke sini?" gerutu Sandra.

"Tadi pagi tangki bahan bakar mobil sudah diisi penuh, mana kutahu adikku memakainya untuk balapan. Dia meminjam tanpa izin," Alex mengeluh kebiasaan sang adik, membawa mobil tanpa sepengetahuannya.

"Tapi kau---" ucapan Sandra terhenti begitu menyadari langkah mereka sudah tiba di hadapan kedua kawannya.

Isaac segera menyambut kedua tamu yang dinanti.  Tuan rumah pesta menyalami tangan Alexander, pria tampan berkumis tipis. Kemudian  Isaac mencium kedua pipi Sandra sambil bergumam di telinga beranting berlian, "Nona terlihat sangat cantik malam ini."

Sandra, seorang artis papan atas yang meniti karir akting di negara Paman Sam. Malam itu dia mengenakan longdress merah tua berkerah rendah, rambutnya dibiarkan terurai begitu saja dengan hanya dihiasai jepit berlian berbentuk kupu-kupu. Sandra terlihat mempesona. 

Pusat KegelapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang