sembilan

1.9K 197 21
                                    

🦄
Words can hurt others, but sometimes, silence hurts even more than words.
🦄

Malam ini aku sedang berada di kamar, tepatnya di meja rias dengan ditemani buku buku matematika. Iya, besok aku ada tes matematika. Sungguh aku sebenarnya tidak bisa paham jika hanya dijelaskan sekali saja. Tunggu sebentar, kali ini di kamar aku tidak sendiri. Minhee sekarang sedang berbaring di kasur dengan memainkan ponselnya.

Aku bisa melihat hal itu dari pantulan kaca. sepertinya Minhee berkali-kali melihatku yang frustasi karena soal matematika. Tiba-tiba Minhee mendekatiku dan menanyakan.

"Apakah kau kesulitan mengerjakan ini Yujin?" tanya Minhee sambil berjalan mendekat dan menunjuk bukuku.

Aku hampir lupa kalau Minhee juara di kelasnya, bidang apapun dia bisa. Sungguh ini tidak adil. Minhee tampan, baik hati, tidak sombong, dan sekarang? Pintar segala bidang? Ya Tuhan aku juga ingin seperti Minhee.

"Ini Minhee, aku bingung dengan yang ini. aku harus menggunakan rumus yang mana? ini ataukah ini?" tanyaku bertubi-tubi kepada Minhee dengan menunjuk-nunjuk yang kumaksud sedari tadi.

"Kalau begini, kau harus memasukkan rumus ini dahulu setelah itu kau mensubstitusikannya ke dalam rumus awalnya, carilah rumus titik pusatnya dulu setelah itu masukkan lagi ke rumus berikutnya. ini ketemu jawabannya" jelas Minhee. Aku hanya mengangguk-anggukkan kepala. Tidak, bukannya aku tidak paham. Aku sangat paham.

"Terima kasih" ucapku sambil meraih kembali pensil ku dari tangan Minhee.

"Minhee, besok aku ada ujian matematika" ucapku dengan maksud memecah keheningan agar antara aku dan Minhee ada pembicaraan.

"Belajar Ahn Yujin" jawab Minhee singkat sambil kembali merebahkan badannya di kasur dan bermain ponsel.

"hihh, sudahlah tidak ada gunanya aku bercerita padamu" ucapku sambil berdiri merapikan bukuku dan membawanya menuju ke lantai bawah. Kesal sekali, padahal aku hanya bermaksud membuka pembicaraan dengan membicarakan ujianku besok. Kenapa Minhee jadi acuh seperti ini?

Sampailah aku didapur dengan membawa buku-bukuku. Sekilas aku melirik jam dan ternyata masih pukul 19.03. Aku berinisiatif untuk belajar di luar. Sepertinya belajar dengan udara santai akan membuat pikiran tidak terlalu stres. Tapi tunggu sebentar.

Sial, ponselku tertinggal di dalam kamar tadi. Haruskah aku naik dan bertemu dengan Minhee lagi? iya, aku harus.

Akhirnya aku berjalan menuju kamar di lantai atas dan segera mengambil ponselku.

"Yujin, kau mau kemana?" tanya Minhee sambil mendudukkan badannya.

"Terserahku" jawabku asal sambil mengambil ponselku lalu turun lagi kebawah.

Sepertinya Minhee benar-benar tidak memperdulikanku padahal baru saja aku senang dengan bantuan yang diberikan olehnya tadi tapi sekarang? Berubah sekali. Apakah Minhee benar-benar mencintaiku?

Biar saja, aku tidak ingin ambil pusing. Aku segera melangkahkan kakiku keluar rumah dan berjalan kaki menuju jalan depan. Kali ini aku bermaksud untuk belajar di sebuah cafe yang tidak terlalu jauh dengan rumahku. Tidak membutuhkan waktu yang lama akhirnya aku sudah sampai di cafe yang aku maksud. Iya aku jalan kaki, sendirian:) menyedihkan sekali diriku ini wahai Ahn Yujin.

Dinikahin • Kang Minhee [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang