Bonus Chapter

2.2K 133 0
                                    

"Mamaa, sepatu Ara yang baru saja di belikan papa kemarin ada dimana ya?" Tanya seorang gadis kecil mungil yang sibuk mengobrak-abrik isi kardus yang bertumpuk dengan sepatu.

"Mama tidak tahu sayang, coba cari di depan pintu sana" jawab seorang wanita yang masih cantik jelita dengan kesabarannya menenangkan gadis mungil tersebut.

"Ada apa ini? kenapa ribut sekali sayang?" muncul seorang laki-laki jangkung yang sudah rapi mengenakan kemeja berwarna putih yang dibalut jas hitam miliknya.

"Ini, ara sedang ribut mencari sepatu yang kamu belikan kemarin. kamu lihat?" tanya seorang wanita tersebut yang tak lain adalah istrinya.

"Ara sayang, bukankah kemarin ara bilang ingin tidur dengan sepatu baru ara? coba cari di kamar tidur" lembut sekali ucapan pria berusia sekitar 22 tahun itu.

Kang Minhee.

Kang Yujin.

Kang Aheera.

Keluarga inti yang dikepala keluargai oleh Minhee sangat damai. Kehadiran Aheera yang biasa disapa Ara itu membuat rumah ini semakin berwarna.

5 tahun yang lalu semenjak yujin resmi mengandung Ara, Minhee menjadi semakin sayang dan semakin cinta kepada Yujin. Kalau anak muda sekarang mengatakan 'bucin'

Memang selama 9 bulan yujin mengandung ara, Minhee selalu ada disamping yujin. Saat yujin mengidam pun Minhee sanggup menjalaninya. Pernah saat yujin mengidam, yujin menginginkan bubur ayam buatan Minhee, padahal sama sekali Minhee tidak bisa membuat bubur ayam.

Namun, dengan segala usahanya dan segala rasa sayang yang ada untuk yujin, Minhee rela belajar memasak bubur ayam dari bunda yujin. Hingga akhirnya Minhee berhasil membuat satu mangkok bubur ayam yang diinginkan yujin. Tapi dengan mudahnya yujin menolak bubur tersebut karena sudah tidak menginginkan lagi.

Minhee adalah sosok suami yang sabar, terbukti dari semua yang Minhee alami saat yujin hamil.

"Mama, ketemu!!" seru ara dari kamarnya yang berada di lantai atas dengan membawa sepasang sepatu berwarna pink spesial pemberian dari papanya tercinta.

"Ara, ayo sarapan dulu!" perintah yujin kepada gadis berusia 5 tahun itu.

"Ara, nanti malam kita kerumah nenek ya?" ajak Minhee dengan hati-hati karena memang ara adalah anak yang sensitif sama persis dengan Minhee.

"Iya pa" jawab ara singkat sambil menyuapkan roti selainya ke dalam mulut mungilnya.

"Sayang, nanti kalau kamu butuh apa-apa segera telepon aku ya" ujar Minhee. Selalu seperti itu setiap hari kepada yujin. Entah kenapa yujin juga suka perlakuan Minhee walau sekedar memintanya untuk menelpon.

"Ara, ini tasnya" kata yujin sambil memberikan sebuah tas berwarna ungu kepada anak gadis satu-satunya itu.

"Mama, ara sama papa berangkat dulu yaa dadaa" hari ini adalah hari pertama ara masuk ke taman kanak-kanak atau biasa disebut 'TK'

"Iya, sayang kamu hati-hati ya kalau menyetir. Jangan ngobrol sama ara terus-menerus" titah yujin yang hanya dibalas senyuman lebar oleh minhee dan ara.

"Kamu juga hati-hati di di rumah ya, aku berangkat. Jangan lupa makan, itu kalau ada apa-apa hubungi aku. Oh ya, aku nanti pulang cepat jadi kita bisa makan bersama. Kamu nanti tidak perlu menjemput ara, biar nanti aku suruh sopir menjemputnya dan jug-" banyak sekali ucapan Minhee hingga yujin hafal perkatanya.

"Sudah cukup, aku tahu sayang. Cepatlah berangkat, ara tidak ingin terlambat di hari pertamanya"

Minhee tersenyum simpul. Minhee sadar bahwa ia sangatlah beruntung bisa berjodoh dengan yujin. Minhee bersyukur kepada Tuhan karena telah mempertemukannya dengan yujin yang baik hati.

Seandainya jika dari awal Minhee menaruh hati kepada yujin, pasti Minhee akan lebih bahagia.

Entahlah, yujin merasa mereka sangat damai hingga saat ini. Yujin pun selalu bersyukur karena ia telah diberi takdir yang sangat indah. Bertemu seorang seperti minhee dan gadis kecil seperti ara. Mereka berdua adalah kunci hidup yujin saat ini.

FINISHED

Dinikahin • Kang Minhee [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang