Eps. 19

265 17 1
                                    

Ryujin dan Changbin sedang berbaring di atas pasir lembut di pantai dengan Rayujin yang menaruh kepalanya di dada bidang Changbin, mereka menatap langit malam yang sangat indah karena di taburi banyak bintang-bintang cantik disana.

Sesekali Ryujin mencium dagu Changbin dan di balas dengan ciuman yang Changbin berikan di kening, sederhana tetapi membuat Ryujin bahagia.

Ryujin bangkit lalu duduk bersila di samping Changbin yang masih berbaring, tidak peduli dengan piyamanya.

Ryujin menatap lurus kedepan, ombak yang sedang bergemuruh juga angin yang menerpanya, tanpa sadar Ryujin tersenyum tetapi meneteskan air mata.

"Kenapa nangis?"

Ryujin mengusap kedua tangan Changbin yang melingkar di perutnya, Changbin memeluk Ryujin dari belakang tetapi.

Ryujin menutup matanya, dia menyenderkan tubuhnya di dada bidang kekasihnya, jari-jari kaki mereka saling bergerak bermaksud untuk menghangatkan satu sama lain.

Sekarang jam 9 malam, tetapi mereka masih setia di hamparan pasir yang luas tidak peduli dengan angin malam yang menusuk tulang mereka.

"Aku bahagia banget"

Ryujin mengusap lengan kekar Changbin.

"Jadi kamu nangis karena bahagia?"

"Aku ga nangis sayang"

Ryujin memberanikan diri untuk memanggil Changbin seperti ituz karena dia merasa tidak adil bila hanya Changbin yang memanggilnya seperti itu.

Changbin terkekeh lalu menciumi puncak kepala Ryujin dan kembali menaruh dagunya di sana, tubuh Changbin juga bergerak ke kanan dan ke kiri membuat Ryujin mengikuti gerakannya.

"Kamu bahagia?"

"Iya"

"Karena apa?"

"Kamu"

"Aku?"

"Iya, aku pikir kamu manusia yang dingin tapi ternyata engga, kamu mau tau? pertama kali aku liat kamu, jujur aku takut"

"Haha takut kenapa?"

"Aura kamu beda dari Hyunjin maupun Minho"

"Masa si?"

"Iya, karena kamu beda aku jadi tertarik hehe"

"Dasar"

Changbin kembali menciumi puncak kepala Ryujin.

"Sayang"

"Hemmm"

"Kalau aku hilang atau pergi dari kamu, apa yang kamu lakuin?"

Changbin memberhentikan aktivitasnya, senyumnya muncul lalu dagunya kembali di taruh di kepala Ryujin  ikut menatap kedepan sana.

"Aku akan cari kamu sampai dapat, tapi kayanya engga Ryu kamu akan terus ada, bahkan aku ga pernah mikir kesana"

Ryujin tersenyum lalu dia mendongak untuk mencium dagu Changbin.

"Jangan terlalu percaya diri"

Changbin menunduk melihat wajah Ryujin yang sedang tersenyum dan Changbin mencium sudut bibir Ryujin.

"Aku tau kamu gaakan pergi dari aku Ryu"

"Kenapa gitu?"

"Karna aku tahu kamu cinta sama aku dan kalaupun kamu pergi dari aku palingan kamu kangen"

"Haha iya si bener"

Ryujin kembali menatap ombak di depan sana dengan tersenyum, sedangkan Changbin berperang dengan pikirannya yang bercabang.

"Kamu bener, aku pasti bakalan kangen banget sama kamu..."

Changbin tersenyum sangat kecil.

"... aku cinta sama kamu Bin, aku takut kalau aku ngecewain kamu"

Ryujin membalikan tubuhnya lalu duduk di pangkuan Changbin dan memeluknya, menenggelamkan wajah Changbin di lehernya.

"Kamu ga ngecewain aku kok"

Changbin mencium leher Ryujin di sana, sedikit ia hisap dan ia gigit ya Changbin memberikan Ryujin tanda lagi.

"Kamu milik aku Ryu"

Ryujin tersenyum dalam tangis diamnya ketika merasakan dirinya di tandai juga darah yang berdesir.

Changbin diam, dia sedang memikirkan rencana sekarang.

Bagaimana dia menjaga Ryujin beserta Mamahnya?.

Bagaimana caranya dia selalu berada di sisi Ryujin?.

Bagaimana caranya agar Ryujin selalu berada di hadapnnya?.

Dan bagaimana caranya Changbin membuat Ryujin tidak pergi darinya?.
.
.
.
.
.
Bersambung...

Coach 'Seo Changbin'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang