Hari ini tepat lima hari sejak taehyung membawa nayeon pulang dengan paksa dan sejak saat itu pula nayeon selalu melamun. Taehyung sangat menyesal.
Taehyung ingin sekali meminta maaf kepada nayeon namun setiap mereka berpapasan gadis itu justru melengos dan masuk kedalam kamarnya.
Selama lima hari ini nayeon tidak diperbolehkan keluar dari rumah sama sekali, kecuali saat melaksanakan ujian kelulusannya tiga hari yang lalu. Selebihnya nayeon berada di dalam rumah dan itu semua atas perintah kim taehyung.
Sesekali nayeon berjalan menikmati udara pagi di taman belakang atau sekedar merenung di kolam renang dengan kaki yang ia tenggelamkan. Kegiatan itu selalu nayeon lakukan berulang-ulang.
Nayeon rindu bekerja. Lebih baik ia bekerja lalu bertemu dengan teman-temannya dari pada berdiam diri didalam rumah dan dipenuhi rasa bosan.
Jangankan untuk pergi bekerja, keluar satu langkah dari rumah ini saja nayeon harus rela diikuti oleh dua pria berbadan tegap dan berkacamata hitam. Entah bagaimana nasib semua pekerjaan paruh waktunya.
Nayeon menghela nafasnya pelan menatap ibunya yang masih setia menutup rapat matanya. Kamar yang disulap khusus oleh taehyung sebagai ruang rawat ibunya. Setiap hari dokter akan datang mengecek keadaan ibunya. Taehyung juga membayar dua perawat untuk bergantian menjaga ibunya.
"Maaf nona nayeon, ada nona momo di depan sedang mencari nona."
Nayeon mengusap sisa air matanya dan menaikkan selimut wanita paruh baya itu.
"Ibu, nay bertemu dengan momo dulu ya. Ibu cepat sembuh." Lirih nayeon.
Setelahnya, nayeon pergi menemui momo di ruang tamu. Besok adalah hari kelulusan, mungkin karena itulah momo datang menemui nayeon. Selama ini hanya momo yang taehyung ijinkan masuk kedalam rumahnya untuk menemui nayeon.
"Wah, kau terlihat pucat dan semakin kurus. Apa kau baik-baik saja?"
Nayeon mengajak momo untuk masuk kedalam kamarnya. Kepalanya sedikit pusing dan mual karena terlalu sering melewatkan waktu makannya.
"Aku baik-baik saja." Jawab nayeon dengan senyum tipisnya.
"Pasti kau jarang makan jadi penyakit perutmu itu sering kambuh."
"Aku sehat momoring. Ah iya ada apa kau datang kemari?"
"Astaga aku sampai lupa." Momo menepuk keningnya membuat nayeon terkekeh.
"Besok kau datang bukan?"
Nayeon menganggukkan kepalanya.
"Pasti. Aku tidak ingin tiga tahunku sia-sia."
"Lalu besok kau datang dengan siapa?"
Nayeon terdiam. Benar, siapa yang akan datang sebagai walinya besok. Ibunya tidak mungkin hadir karena kondisinya saat ini.
"Aku tidak tau. Saat ini kondisi ibu sedang tidak stabil." jawab nayeon sendu.
Momo mengusap punggung nayeon.
"Bagaimana jika kau ajak saja tuan kim?" Usul momo dan langsung dihadiahi tatapan kaget oleh nayeon.
Nayeon diam. Sebetulnya dia ingin sekali, namun setiap dia melihat wajah taehyung nayeon selalu ingat kejadian malam itu yang membuat hatinya sangat kecewa.
"Ayolah nay. Aku tahu tuan kim sudah keterlaluan, tapi apa kau pernah berfikir dari sudut pandangnya?"
Momo tidak ingin membela siapapun. Baik nayeon ataupun taehyung, mereka berdua sama-sama melakukan kesalahan. Momo hanya membantu nayeon untuk lebih berfikir jernih dan rasional.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐨𝐬𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐯𝐞 ✓
Fanfiction[END] ❝Kau adalah milikku dan tidak ada yang boleh memilikimu selain diriku.❝ #Darkseries