𝒉𝒖𝒓𝒕

14.7K 951 101
                                    

"Tidak, jangan sentuh aku!" Teriak nayeon ketakutan. Kakinya terus memukul dada bidang jungkook yang telah terlepas dari kaos putihnya.

Jungkook menyeringai, tangannya mengunci kaki nayeon kemudian menindihnya.

"Aku hanya ingin berbagi kenikmatan, tenang saja ini tidak sakit." Ujar jungkook.

Jari tangan pria itu mulai bergerak dengan lihai meloloskan setiap kancing bak seorang profesional. Tatapannya penuh gairah saat menatap tubuh atas nayeon yang mulai terekspos bebas.

Jungkook menelan salivanya.

"Sebentar lagi kau akan menjadi milikku." Ucap jungkook.

Nayeon menangis semakin keras, air matanya terus mengalir tanpa henti. Pemberontakannya seakan sia-sia, pria itu telah menguncinya tubuhnya.

Bayangan kim taehyung tiba-tiba datang. Berharap kekasihnya itu datang dan menyelamatkannya.

"Eugh—hentikan..." Desah nayeon saat jungkook mulai menyerang lehernya.

Nayeon bergerak menjauh, namun lagi-lagi jungkook berhasil menahannya. Ia tidak berdaya, tangisan semakin pecah tak terkendali.

"Taehyung tolong aku, tolong aku." Gumam nayeon disela tangisannya.

Bibir jungkook mulai turun, mengecup dan mengulumnya hingga menimbulkan bercak kemerahan.

"Kau nikmat nay." Racau jungkook ketika telah berhasil melahap benda kenyal milik nayeon.

"A-aku mo-mohon hentikan eugh—" ujar nayeon lemah.

Jari tangan jungkook mulai menyentuh titik pusat nayeon yang masih terbalut dengan selembar kain tipis. Tubuhnya memanas dan miliknya mulai menegang.

"Mari kita mulai." Ucap jungkook sambil tersenyum miring.
.
.
.
.
.
Kim taehyung melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Pria itu sedang menuju pelabuhan. Seseorang sengaja menyabotase helikopter miliknya hingga tidak dapat terbang dan membutuhkan waktu untuk perbaikan.

"Persetan, akan kupastikan kau mati di tanganku!" Geram taehyung.

Kim taehyung berhasil sampai di pelabuhan, matanya menangkap puluhan pria berbadan kekar menyambutnya dengan tatapan tajam.

"Sial!" Umpatnya.

Tidak ingin membuang waktu, taehyung segera turun dari mobil mewahnya kemudian beradu tatap dari salah satu diantaranya.

"Minggir, atau aku habisi kalian semua!" Ucap taehyung penuh penekanan.

Tidak ada pergerakan, membuat taehyung semakin diselimuti rasa marah. Hingga tidak beberapa lama, anak buahnya yang cukup banyak berhasil menyusulnya dan ikut berdiri di belakang tuannya.

"Ternyata kalian ingin cepat pergi ke neraka. Baiklah, dengan senang hati aku akan mengabulkannya."

"Cepat urus mereka semua!" Titah taehyung tanpa melepaskan tatapan tajamnya sedikitpun.
.
.
.
.
.
Nayeon merasa pening di kepalanya. Tubuhnya remuk dan perih di bagian intimnya. Pandangan matanya sayu dan nafasnya terengah-engah. Sedih dan hancur, mungkin cukup mewakilinya saat ini.

Namun lain hal dengan jungkook. Pria itu sedang menikmati pelepasannya diiringi senyum puas di bibir pria itu. Tidak ada kata menyesal, hanya kata nikmat yang terus diucapkan olehnya.

Tubuh kekarnya ambruk dengan miliknya yang masih tertanam didalam milik nayeon, menyemburkan cairan hangat pada rahim nayeon.

"Sstt, jangan menangis sayang. Setelah ini kita akan menikah dan hidup bahagia." Ujar jungkook tanpa beban.

Pria itu mengangkat kepalanya kemudian menatap wajah sang wanita yang terlihat lelah dan mengusap pipinya.

"Hiks. Kau jahat jung..." Lirih nayeon sendu dan putus asa.

"Aku membencimu." Lanjutnya lagi.

Jungkook menghembuskan nafasnya kemudian berbaring disamping nayeon, mendekapnya erat dan menyelimuti tubuh keduanya.

"Kau kelelahan sayang. Sebaiknya kau tidur." Ucap jungkook sambil mengusap lembut rambut nayeon.

Beberapa menit kemudian nayeon berhasil tertidur pulas dengan tangan jungkook yang masih setia mengusap rambut nayeon.

Jungkook menikmati wajah nayeon yang tenang dan damai dalam diam. Ia terkekeh tatkala teringat kejadian beberapa menit yang lalu. Ia berhasil memiliki nayeon seutuhnya.

Pria itu menarik dan melepaskan jeratan tali di tangan nayeon. Ruam kemerahan dan sedikit luka sayatan tercetak sangat jelas membuat jungkook meringis.

"Pasti sakit sekali."

Jungkook bangkit kemudian menyandarkan punggungnya pada kepala tempat tidur. Tangannya membuka laci di samping tempat tidur lalu mengambil kotak obat.

Dengan hati-hati, ia mengobati luka ditangan nayeon. Memberinya obat kemudian membalutnya dengan kain perban.

Dikecupnya kedua kelopak mata nayeon yang tertutup. Jujur jungkook sedih ketika nayeon mengatakan jika ia membencinya, namun jungkook tidak merasa menyesal.

Selama bisa membuat nayeon tetap disampingnya, jungkook akan melakukannya. Hanya nayeon yang ia inginkan, tidak peduli dengan cara licik sekalipun.

Note: udah kesel belum sama jungkook? Btw part kali ini pendek biar kalian tambah kesel, wkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Note: udah kesel belum sama jungkook? Btw part kali ini pendek biar kalian tambah kesel, wkwk.

𝒇𝒂𝒏𝒊𝒊𝒄
𝓲 𝓹𝓾𝓻𝓹𝓵𝓮 𝔂𝓸𝓾 💜

𝐏𝐨𝐬𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐯𝐞 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang