Jungkook menatap layar komputer dihadapannya sambil sesekali tersenyum tipis. Susana hatinya kembali naik saat mengingat gadis manis itu yang ia lihat tadi siang. Walaupun pertemuan mereka terbilang singkat, jungkook telah terpikat pada pesona gadis itu.
"Inikah rasanya jatuh cinta pandangan pertama?" Gumam jungkook. Jangan lupakan lengkung tipis yang masih saja menghiasi bibir tipisnya.
"YA! Jeon jungkook! Apa kau gila huh?" Teriak seseorang dari balik pintu membuat jungkook terkejut dan kesal.
"Aish. Ada apa kau kesini jim? Mengganggu saja." Kesal jungkook membuat jimin mendelik tidak terima.
"Dasar, aku itu lebih tua darimu. Tidak bisa kau sopan dan memanggilku kakak huh?"
Jimin telah sepenuhnya masuk kedalam ruangan megah milik Jk Company itu tanpa perlu meminta persetujuan jungkook karena jimin telah terbiasa seperti itu.
Keluarga mereka juga sangat dekat, padahal mereka bekerja di tempat yang berbeda dan sering terlibat perebutan tender. Beruntung hal itu tidak mempengaruhi persahabatan mereka. Mereka sepakat tidak akan mencampur adukkan antara masalah pribadi dan masalah pekerjaan.
"Kau sakit ya?" Tanya jimin sambil terus berjalan, jungkook mengernyit tidak paham.
Beberapa saat kemudian, sampailah jimin di depan meja kebanggaan jeon jungkook itu. Tangan jimin terulur hendak menyentuh kening jungkook yang terlihat karena hari ini jungkook menata rambutnya rapi. Namun belum sempat tangan jimin menyentuh kening jungkook, pria itu telah lebih dulu menebas tangan jimin pelan.
"Sedang apa kau?" Jungkook menatap jimin kesal.
"Ya! Harusnya aku yang bertanya seperti itu. Tadi aku lihat kau senyum-senyum sendiri, lalu sekarang marah-marah tidak jelas. Kau yang kenapa? apa jangan jangan-"
Belum sempat menyelesaikan perkataan Jimin, Jungkook telah lebih dulu membantahnya.
"Ya, park jimin! Aku tidak gila!" Ujar jungkook tidak terima.
"Jung, siapa yang bilang kau gila huh?" Jimin terkekeh.
"Aku hanya ingin mengatakan, jangan-jangan kau sedang jatuh cinta ya?" Tebak jimin.
Benar saja, telinga jungkook langsung memerah.
"Jadi benar? Seorang jeon jungkook yang gila kerja sedang jatuh cinta?" Tanya jimin antusias, padahal dia hanya menebak asal.
"Jadi adikku ini sedang jatuh cinta." Goda jimin tanpa henti.
"Apa terlalu terlihat?" Cicit jungkook polos. Maklum, ini pertama kalinya ia merasakan perasaan seperti ini. Bahkan ia tidak yakin apa perasaan yang saat ini ia rasakan layak di sebut jatuh cinta atau sekedar tertarik ataupun menyukai.
Jimin menghela nafasnya pelan melihat jungkook. Dia tahu jungkook sedang bingung dengan perasaannya sendiri.
"Sebenarnya aku hanya asal tebak tadi." Kata jimin sambil mendudukkan dirinya di kursi empuk depan meja jeon jungkook.
"Tetapi jangan lupakan jika kita telah berteman lama. Jadi aku hafal betul tingkahmu itu." Lanjut Jimin.
"Aku masih ragu tentang perasaan ini jim, aku dan dia baru satu kali bertemu dan pertemuan itu juga sangat singkat. Aku bahkan belum tahu siapa namanya." Jelas jungkook sendu.
"Hei, kau adalah pria. Uangmu banyak dan kau tampan, ya walaupun tidak lebih tampan dariku. Apa yang kau takutkan lagi jeon jungkook?"
"Lalu aku harus bagaimana jim?"
"Ternyata kau bodoh untuk masalah ini jung." Ucapan jimin membuat jungkook menatapnya tajam.
"Jangan menatapku seperti itu jung. Saranku, kau tanyakan dulu hatimu. Apa kau hanya tertarik atau telah jatuh cinta pada gadis yang kau maksud itu. Setelah kau yakin akan perasaanmu, baru kau bisa menentukan apa yang akan kau lakukan setelah itu. Aku yakin jika kau dan dia berjodoh pasti selalu ada jalan untuk mempertemukan kalian berdua."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐨𝐬𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐯𝐞 ✓
Fanfic[END] ❝Kau adalah milikku dan tidak ada yang boleh memilikimu selain diriku.❝ #Darkseries