𝒘𝒉𝒐'𝒔 𝒕𝒉𝒆 𝒅𝒆𝒗𝒊𝒍?

13.4K 953 31
                                    

Rumah mewah bak istana di dunia modern tak lagi tertata apik. Semua barang berhamburan, kepingan kaca terlihat dimana-mana dan jangan lupakan pria yang sedang menatap tajam sarat akan amarah.

Para pelayan hanya bisa diam dan menunduk takut, tuan mereka telah berubah menjadi monster semenjak gadis itu menghilang. Bahkan pria itu bertindak berkali lipat lebih kasar dari sebelumnya.

Bugh

Sebuah tinjuan melayang pada rahang tegas milik lelaki kekar di hadapan pria itu.

"Bodoh!!" Teriaknya penuh kekesalan.

"Cepat cari sampai dapat, jika tidak kau yang akan kupenggal!" Ancam taehyung sambil mendorongnya kasar.

Prang

Kali ini sebuah vas bunga meluncur bebas di atas lantai, sontak semua yang ada disana terkejut dalam diam. Tak ada yang berani melontarkan kalimat apapun hingga suara ketukan hak tinggi menggema di rumah itu.

"Kim taehyung, kau kemana saja huh? Aku merindukanmu."

Seorang wanita tiba-tiba datang entah dari mana dan memeluk tubuh taehyung.

"Sudah lama kau tak datang lagi ke tempatku." Ucapnya lagi dengan nada manja.

Taehyung diam. Wanita itu semakin gencar melakukan aksinya.

"Kau tau, aku merindukan tubuhmu." Bisik wanita itu.

Jari tangan wanita itu mulai berani memainkan dada bidang taehyung, membentuk pola tak beraturan. Wanita itu juga menggigit bibir bawahnya, memberikan sensasi sensual dan menggoda.

"Benarkah?" Taehyung menunjukan seringai tipisnya, entah apa yang ada dipikirannya.

"Kau akan menyesal karena telah menggodaku, bae irene!" Desisnya pelan.
.
.
.
.
.
Nayeon menghirup udara pantai di pagi hari dengan rakus. Gadis itu sangat menyukai pantai dan laut, terutama suara deburan ombak yang datang dan mengenai batu karang.

Sangat menyenangkan dan menenangkan. Andai saja ia bisa hidup seperti ini bersama dengan ibunya pasti ia sangat bahagia, tetapi sepertinya mimpi itu terlalu tinggi.

"Ibu baik-baik saja bukan? Apa dia menyakiti ibu?" Monolognya.

Nayeon menghembuskan nafas lelah.

"Apa yang harus aku lakukan?" Gumam gadis itu.

Tatapannya lurus ke depan. Matanya menangkap seekor burung yang terbang bebas di atas laut.

"Dulu ayah menyakiti ibu dan sekarang aku disakiti oleh kekasihku."

Nayeon tersenyum kecut.

"Sepertinya takdir bahagia tidak pernah menyertai kita, ibu."

Gadis yang terkenal kuat kini terlihat begitu rapuh. Pandangannya mulai mengabur akibat cairan yang tertumpuk di pelupuk matanya hingga sekali kedipan saja berhasil meluncurkan cairan itu.

"Im nayeon, kau menangis?" Tanya jungkook yang menyusul gadis itu duduk diatas pasir pantai.

Nayeon akan mengusap air matanya, namun pergerakan tangannya ditahan oleh pria itu.

"Jika menangis bisa membuat hatimu menjadi lega, kau bisa menangis sepuasmu. Jangan pernah menahannya jika terlalu sesak."

Detik itu juga tangisan nayeon pecah, jungkook bergerak memeluk tubuh nayeon dan mengusap punggung gadis itu lembut.

"Hiks. Kenapa hidupku seperti ini, apa aku tidak pantas bahagia, jung?" Racau nayeon yang terisak keras. Sungguh, nayeon lelah atas semua ini.

"Sstt, jangan pernah mengatakan hal seperti itu. Kau pantas bahagia hanya saja mungkin bukan sekarang waktunya."

𝐏𝐨𝐬𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐯𝐞 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang