"Kau sudah bangun?" Suara serak dan berat kim taehyung membuat nayeon yang baru sadar dari mimpinya menoleh cepat kearah ambang pintu dimana pria itu sedang berdiri dan menatapnya dalam.
Nayeon mendengus.
"Ya." jawab nayeon singkat. Kepalanya masih sedikit pening dan berkedut.
Saat ini mereka berada di rumah kim taehyung. Entah mengapa pria itu justru membawa nayeon ke rumahnya, nayeon juga telah memaksa taehyung untuk segera mengantarkannya pulang ketika ia sadar semalam. Namun apa daya, kekuatannya tidak mampu melawan pria itu dan berakhir kelelahan lalu kembali tertidur.
Kim taehyung berjalan pelan mendekati tempat tidur dimana nayeon berbaring. Nayeon merasa aneh. Tidak ada tatapan dingin dan tajam yang biasa ia lihat pada kedua iris mata taehyung. Tatapan taehyung kali ini terkesan lembut dan penuh kekhawatiran.
"Istirahatlah!" Perintah taehyung pada nayeon dengan nada pelan.
Nayeon menggeleng tidak setuju.
"Tidak. Saya harus pulang tuan kim." Nayeon bangkit dan terduduk.
Saat ini yang ada di kepala nayeon adalah ibunya. Dia khawatir jika harus meninggalkan ibunya sendirian dirumah terlalu lama.
"Jika itu masalah ibumu—"
"Tenang saja, aku sudah memberitahukan ibumu jika kau sedang sibuk menyiapkan kelulusan. Lagipula apakah kau ingin membuat ibumu khawatir dengan bekas luka yang ada di wajahmu itu?" Taehyung duduk di atas sofa dan melipat kakinya, tatapannya masih lurus ke depan.
Nayeon diam dan berfikir. Benar, ibunya pasti akan khawatir saat melihat wajah anaknya penuh dengan luka lebam. Nayeon tidak ingin membuat situasi semakin runyam.
Tunggu, ada keanehan yang nayeon rasakan. Apa baru saja pria dingin di dekatnya ini berbicara panjang padanya? Lalu bagaimana pria ini tahu tentang ibunya?
"Bagaimana bisa tuan—" Nayeon.
"Rupanya kau tidak mengenalku. Apa kau tidak memiliki televisi dirumah?" Tanya taehyung. Dia penasaran apakah gadis itu tidak pernah melihat tayangan berita, wajahnya selalu tampil disana atas kehebatan yang ia miliki.
"Hal itu sangat mudah bagiku." Ucap taehyung angkuh.
Nayeon menatap taehyung kesal.
Tunggu, ada satu yang mengganjal di hati nayeon. Dimana pria itu tidur semalam. Tidak mungkin mereka tidur di satu ruangan bukan? Dari rumah sebesar ini mengapa taehyung membawanya kedalam kamar pria itu. Tidak mungkin rumah ini hanya memiliki satu kamar bukan?
Nayeon meruntuki dirinya sendiri. Seharusnya dia bisa bersikap waspada kepada siapapun dan kapanpun itu, terlebih dia tidak terlalu mengenal pria itu. Nayeon menggigit bibir bawahnya. Apa perlu dia menanyakannya? Sepertinya tidak perlu, toh tidak terjadi apa-apa padanya saat ini.
Di sisi lain, taehyung menatap nayeon dengan pandangan yang sulit diartikan. Mata taehyung menatap wajah cantik gadis di dekatnya. Terlihat sangat cantik walau beberapa luka lebam menghiasi wajahnya dan rambut berantakan khas bangun tidur.
Sepertinya taehyung mulai melewati batas yang ia buat sendiri. Taehyung terpesona dengan labia padat berisi dan berbentuk hati. Warnanya merah mengkilat akibat ulah gadis itu sendiri membuat nafsu taehyung meningkat. Timbul keinginan untuk merasakan bibir itu, melahapnya habis hingga lidah mereka saling bertautan. Tetapi beruntung akal sehat taehyung masih tertancap pada dirinya.
Jantung taehyung berdegup cepat. Taehyung bingung, tidak biasanya ia seperti ini. Apalagi hanya karena seorang wanita yang baru dikenalnya. Taehyung mulai menyadari ada hal aneh pada dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐨𝐬𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐯𝐞 ✓
Fiksi Penggemar[END] ❝Kau adalah milikku dan tidak ada yang boleh memilikimu selain diriku.❝ #Darkseries