𝒓𝒆𝒗𝒆𝒏𝒈𝒆

16K 1.1K 78
                                    

"Arin, kau di panggil oleh kepala divisi di ruangannya sekarang." Ucap mina mengahampiri meja arin.

"Ada apa? Tiba-tiba sekali." Gumam arin. Dia mengedikkan bahunya acuh kemudian berjalan kearah ruangan kepala divisi di depan ruangannya.

Arin masuk kedalam ruangan kepala divisi administrasi—park jinyoung yang sedang memijit pelipisnya.

"Anda memanggil saya tuan park?" Tanya arin sopan.

"Iya." Jawab park jinyoung singkat. Dia menghela nafasnya pelan.

"Arin, maaf kau dipecat."

"Apa?!" Pekik arin kaget, matanya melebar.

"Ma-maksud tuan?"

"Ini perintah dari tuan kim. Kau bisa membereskan mejamu sekarang juga."

"Tapi mengapa, saya merasa tidak melakukan kesalahan apapun tuan park." Ujar arin tidak terima.

Dia tidak ingin dipecat begitu saja tanpa ada alasan yang jelas. Dia sudah sangat bersusah payah untuk berhasil bekerja di perusahaan sebesar ini.

"Tuan kim marah karena kau berani mengusik kekasihnya. Sudah cepat bereskan mejamu sebelum tuan kim ikut memecatku karena tidak becus menjaga anak buahnya." Putus park jinyoung.
.
.
.
.
.
Mobil mercedes-benz—salah satu koleksi mobil mahal yang dimiliki kim taehyung berjalan dengan kecepatan normal menyusuri jalanan kota seoul. Sesuai permintaan nayeon, mereka akan  menjelajahi sungai han layaknya kencan. Kebetulan cuaca hari ini sedang cerah sehingga taehyung menyetujuinya.

Selama diperjalanan, tangan taehyung tidak melepas tangan nayeon dari genggamannya. Mengecup punggung tangan gadisnya sambil sesekali melempar senyum.

"Sayang, pelan-pelan."

Taehyung tidak henti-hentinya berteriak mengingatkan nayeon. Saat ini nayeon berada sedikit jauh didepan taehyung. Nayeon terlalu senang sehingga pergi meninggalkan taehyung saat melihat penjual permen kapas dan es krim.

"Tae, ayo cepat. Nanti kita kehabisan." Teriak nayeon.

Gadis itu telah lebih dulu sampai sedangkan taehyung berjalan cepat menyusul nayeon. Nayeon terkikik geli.

"Sayang kita tidak akan kehabisan. Lihat, itu masih banyak." Ucap taehyung ketika ia berhasil berdiri di samping nayeon. Nafas taehyung terengah-engah.

"Aigo, kau pasti lelah."

Nayeon mengelap kening taehyung yang basah di penuhi keringat. Taehyung mengulum senyum tipis.

"Aku mau ini."

Nayeon menunjuk salah satu permen kapas yang tergantung.

"Tapi aku lupa membawa dompet." Ucap nayeon dengan wajah kecewa dan sedih.

Taehyung menggenggam tangan nayeon.

"Kau mau?" Nayeon mengangguk.

"Aku bisa membelikanmu tapi—" taehyung menujukkan seringainya.

"Dengan satu syarat."

"Apa?" Nayeon mengernyitkan keningnya.

"Cium aku disini." Taehyung menunjuk bibirnya menggunakan jari telunjuknya.

"Yak, mesum!" Pekik nayeon sambil memukul lengan taehyung dengan membabi buta. Lain hal dengan taehyung, pria itu justru tertawa melihat wajah nayeon yang mulai memerah.
.
.
.
.
.
Jungkook memicingkan matanya. Dari kejauhan dia menangkap sesuatu yang sangat familiar.

𝐏𝐨𝐬𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐯𝐞 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang