Kim taehyung menatap kedua manik mata wanita yang tengah terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit. Pria itu terlihat sangat cemas. Wanita itu terus meringis kesakitan dengan keringat yang bercucuran.
"Pembukaannya sudah siap tuan kim." Ucap wanita lain di ruangan itu lengkap dengan pakaian operasinya.
"Cepat lakukan!" Ujar taehyung panik. Ia tidak bisa melihat wanitanya kesakitan terlalu lama, andai istrinya tidak kekeh untuk melahirkan secara normal mungkin semua dapat berjalan lebih mudah.
Taehyung menggenggam tangan istrinya, dikecupnya kening wanita itu berulang kali sebagai bentuk kekuatan.
"Sayang bertahanlah, tinggal sedikit lagi kita bisa melihat baby kim." Ucap taehyung menyemangati walau dalam lubuk hatinya ia tak sanggup melihat istrinya mengerang kesakitan.
Beberapa jam masa kritis berhasil wanita itu lalui, bibirnya mengembang saat tangisan bayi memenuhi ruangan itu.
Taehyung tersenyum, mengusap rambut lembut istrinya. Pria itu sangat bahagia hingga tidak dapat merangkai kata lagi. Dikecupnya kening dan bibir istrinya.
"Terimakasih, aku mencintaimu sayang. Aku mencintaimu kim nayeon."
"Tuan kim?"
"Tuan kim, anda mendengar saya?" Sayup-sayup suara terdengar pada indera pendengarannya. Dengan berat taehyung berusaha membuka matanya.
Berhasil, kim taehyung terbangun dan mendapati dirinya berada di kamarnya, kepalanya pening dan berdenyut. Ia juga merasakan perih di sekujur tubuhnya.
Pria itu menatap ke segala arah mencari keberadaan sang kekasih, sang wanita yang baru saja hadir dalam mimpinya.
Namun bukan wanita itu yang ia temukan, melainkan pria berjas putih dengan stetoskop yang menggantung dilehernya.
"Selamat pagi tuan kim, syukurlah kondisi anda membaik." Ujar pria itu dengan senyuman tipis.
Kim taehyung membisu hingga beberapa detik kemudian ia mengganti posisinya dari terbaring menjadi duduk bersandar.
"Argh—" ringis taehyung, pria berjas putih itu dengan sigap membantunya.
"Dimana kekasihku?" Tanya taehyung, tangannya memijit pelan pelipisnya karena pandangannya berputar-putar.
"Sebaiknya anda beristirahat dulu. Luka di kepala anda cukup parah tuan kim." Jelas pria itu namun taehyung sengaja mengabaikannya.
"AKU TANYA DIMANA KEKASIHKU? DIMANA IM NAYEON?! DIMANA?! JAWAB!" Teriak taehyung.
Im nayeon—kekasihnya tidak mungkin pergi meninggalkan dirinya sendiri bukan? Seharusnya wanita itu disini menemaninya.
"Kembalikan kekasihku! Kembalikan!" Ucap taehyung disertai isakan yang semakin kencang.
"Maaf tuan kim, kami tidak bisa menemukan nona nayeon—"
"Tidak! Dia tidak mungkin meninggalkanku!" Potong taehyung, pandangan menajam hingga beberapa detik kemudian pria itu kembali menangis.
Pria itu tidak dapat menahan kesedihannya. Ia terlihat sangat rapuh, bahkan ini pertama kalinya seorang kim taehyung terlihat sangat hancur. Taehyung menangis tersedu-sedu.
"Argh—aku bodoh!" Gumamnya sambil memukul kepalanya secara brutal.
Kim taehyung juga mengacak rambutnya kasar, ia tidak peduli lagi dengan jarum infus yang semakin menembus kulitnya dalam hingga semakin melukai tangannya.
"Maaf..."
"Maaf...."
"Maafkan aku..."
"Maafkan aku sayang. Jangan pergi..." Lirih taehyung.
"Aku bodoh, aku tidak bisa menjagamu."
"Ku mohon jangan tinggalkan aku.."
"Kembalilah..." Racau kim taehyung.
"Kembalilah, kim nayeon..." Lirihnya.
•
•
•
•
•
•❝Yang pergi akan tetap pergi, walaupun kau telah menjaganya dengan begitu kuat.❝
Note: nggak tau deh kalian dapet feel-nya apa enggak. See you, possessive 2[coming soon]
𝒇𝒂𝒏𝒊𝒊𝒄
𝓲 𝓹𝓾𝓻𝓹𝓵𝓮 𝔂𝓸𝓾 💜
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐨𝐬𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐯𝐞 ✓
Fanfic[END] ❝Kau adalah milikku dan tidak ada yang boleh memilikimu selain diriku.❝ #Darkseries