MWD 8

11.9K 420 4
                                    

Hubungan Breza dan Elvan mendapat sambutan baik dari kedua belah keluarga, apalagi dari Zea, anak semata wayang Elvan.

Elvan merasa sangat beruntung Breza mau menerimanya yang sudah paket komplit, selama ini banyak yang menyukai Elvan tapi tidak dengan anaknya.

Setelah beberapa hampir satu tahun saling mengenal akhirnya Elvan langsung melamar Breza untuk dijadikannya istri dan ibu untuk Zea. Elvan enggan menunggu terlalu lama, takut diembat orang.

Setelah pertunangannya dengan Breza, Elvan masih tetap sibuk dengan dunia pilotnya, padahal Albert sang ayah sudah berulang kali menyuruh Elvan untuk berhenti dari dunia penerbangan dan melanjutkan bisnis keluarganya.
Akan tetapi jawaban Elvan masih tetap sama dia akan melanjutkan bisnis keluarganya jika memang sudah waktunya.

Seperti sore ini, Elvan baru saja landing di salah satu bandara terbesar di Jakarta.
Elvan mengeluarkan ponsel berlogo apple tergigit dari kantong celananya untuk menghubungi seseorang.

"Hallo Dear, where are you ?" Elvan sambil berjalan keluar melalui pintu kedatangan.

"I'm here babe" Jawab seorang perempuan yang berdiri 3 langkah disamping kanan Elvan sambil menggandeng tangan seorang anak kecil.

Elvan menengok ke sumber suara tersebut.
Lalu kedua sudut bibirnya tertarik membentuk senyum yang menawan. Perempuan itu adalah Breza dan Zea yang sengaja menjemputnya sepulang dinas.

"Aayaaahh" teriak Zea langsung berlari ke pelukan sang ayah.

"Princesss i miss you so much" Elvan menyambut pelukan Zea lalu mencium wajah anaknya bertubi-tubi.

"Ayah geli ihhh" Zea menggeleng-gelengkan kepalanya menghindari ciuman bertubi-tubi dari Elvan.

Breza yang melihat adegan itu hanya tersenyum simpul.

Lalu Elvan berdiri mendekati Breza dan memeluknya.

"Kangen bangettt dua minggu full gak ketemu" ucapnya sambil mengeratkan pelukannya pada Breza. .

Breza membalas pelukan Elvan tak kalah erat, seakan menyalurkan rindu yang sudah lama terpendam.

"Aku juga kangen bangett" Breza membalas ucapan Elvan.

Saat sedang asik menikmati pelukannya tiba-tiba Elvan dan Breza mendengar teriakan Zea.

"Papii lepasiinn" teriak Zea saat ada dipelukan seseorang.

Orang itu adalah Rava, sahabat karib Elvan, bahkan Rava enggan dipanggil om, uncle dan sebangsanya oleh Zea.
Rava meminta Zea memanggilnya dengan sebutan papi.

"No Zea papi kangen Zea, emang Zea gak kangen papi?" Rava masih mendekap Zea didalam pelukannya.

"Iiiihhh papi Rava tu bauu, gak usah peluk-peluk Zea" omel Zea sambil melepaskan diri dari Rava.

"Gak bapak gak anak seneng banget ngebully gw" Rava melepaskan pelukan Zea dan Zea langsung berlari menghampiri Elvan dan Breza.

Elvan dan Breza hanya tertawa milihat tingkah konyol Rava.

"Udah deh Va terima aja sii, Zea yang anak kecil aja gak mau dipeluk elu, apalagi cewe diluar sana, sok-sokan mau ngedeketin cewe lagi" ejek Elvan.

"Eh duda tu mulut lemes banget sii, bukannya doain biar berhasil malah julid" Rava memandang Elvan kesal.

"Eiitss bentar lagi status gw gak duda lagi dong, emangnya elu kerak jomblo hahaha" Elvan semakin semangat mengejek sahabatnya itu.

Breza hanya geleng-geleng kepala menyaksikan tingkah mereka.

Married With DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang