Selepasnya diskusi di rooftop, anak - anak 'tentara' pun memutuskan untuk kembali ke kelas. Nafsu makan mereka tiba - tiba menghilang setelah bertemu dengan para 'pecahan kaca', apalagi Jimin yang tidak henti - hentinya mengucap sumpah serapah kepada mereka.
Sesampainya dikelas, semua pasang mata menatap kearah gerombolan lelaki yang kini menuju deret belakang dimana tempat duduk mereka berada. Tentunya semua orang yang berada disana merasa kebingungan karena tidak biasanya mereka akan datang lebih cepat dari bel istirahat.
"Kusut banget muka lu pak" Tegur Bambam menghampiri tempat duduk Jungkook.
"Gimana gak kusut, ngurus Eunha aja gw udah pusing. Ini kudu ngadepin empat cewe jadi - jadian" ucap Jungkook masih dengan wajah yang ditekuk.
Melihat emosi teman nongkrongnya ini sangat mengebu - gebu, Bambam pun terkekeh pelan. Paham siapa yang sedang Jungkook maksud. "Lo dikasih anugrah sekelompok sama cewe paling most wanted disekolah bukannya bersyukur"
"Halah" desah Jungkook kesal, "Kek kuat aja lo"
"Ya engga sih" Bambam menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, walaupun sampai sekarang masih memendam rasa dengan Lisa. Tapi tetap saja ia berpikir dua kali untuk menjadikan Lisa sebagai yeojachingu nya.
"Tapi yang gw denger dari yang lain, mereka itu baik loh sebenernya. Mindset kita aja yang bikin pandangan tentang anak - anak pecahan kaca beda"
Jungkook mengerutkan alisnya, "Hoax tuh. Seratus persen hoax! Udahlah mau tidur gw"
Jungkook pun mendorong tubuh kekar Bambam untuk menjauhi kursinya, setelah itu ia membaringkan kepalanya dan menutup semua wajahnya di atas kedua tangan yang ia lipat di atas meja.
- BLΛƆKBANGTAN -
Interaksi diantara dua grup 'besar' ini memang sangat jarang terjadi. Bahkan tidak pernah meskipun sekarang mereka sudah satu kelas dan Jisoo adalah bendahara kelas yang seharusnya banyak melakukan interaksi menagih uang kelas, namun jika sudah giliran anak - anak tentara yang ditagih, maka Jisoo akan menyuruh Sooyoung untuk melakukannya.
Sebuah gebrakan besar yang dilakukan Pak Kim, membuat kedua grup ini kini memiliki banyak moment bersama. Sebagai contohnya sekarang, Jisoo dan Seokjin yang tengah melempar tatap kebencian, Lisa dan Jungkook yang sudah seperti tom and jerry, serta Jennie yang tengah menatap gemes ingin menerkam Taehyung.
Semua hal itu jarang terjadi diantara mereka, dan sekarang suasana kelas pun berangsur - angsur berwarna dengan pekikkan ke sebelas manusia yang menjadi penghuni kursi belakang itu.
"Emang lo duduk dibelakang gw, ya?" Rosé berkerut heran melihat Jimin yang tengah menopang dagunya malas seraya membaca komik.
"Dari dulu juga gw disini" Jimin menjawabnya malas tanpa sesekali melirik kearah depan dimana Rosé kini tengah menatapnya.
"Masa sih? Kok gw ga pernah nyadar?"
"Lo aja jarang liat ke belakang kursi lo"
Rosé mempout bibirnya dan tepat disaat itu Jimin mengalihkan pandangannya untuk menatap lawan bicaranya pun seketika membeku.
"Harusnya kan kalo dibelakang gw itu lo, pasti berisik banget...ini.. Ngga" ucap Rosé kemudian membalikkan badannya kembali menghadap ke depan. Tak peduli lawan bicaranya yang masih menatap kosong.
"LO KALO MINJEM TUH PAKE SALAM KEK JANGAN MAIN AMBIL - AMBIL AJA" Lisa memekik keras setelah pulpen berhias telinga kelincinya di ambil begitu saja oleh Jungkook dari dalam kotak pensilnya.
Note: Tidak ada yang berani mengambil alat - alat milik seorang Lalisa, kecuali kau punya dua ribu nyawa
Pekikkan tersebut menarik atensi kelas, membuat Jimin tersadar dari lamunannya.
"Mikum, pinjem ya. Iya kook pinjem aja, apasih yang ngga buat lo" Jungkook berlari kecil ke arah tempat duduknya, tatapan Lisa mengekor sampai si empunya kini tengah terduduk seraya membuka bukunya.
Lisa menghela nafas berat, rasanya kalau saja ia terus menerus meladeni Jungkook, wibawanya menjadi gadis dingin dan galak lama - lama akan menghilang.
"Wen" panggil Lisa membuat Wendy membalikkan badannya menghadap Lisa.
"Apa?"
"Lo gak kasian sama gw, Wen?"
"Kasian? Buat?"
"Ya lo gak liat? Kerutan di muka gw udah banyak banget gara - gara ngomel sama Jungkook mulu?"
"Yah, lagi siapa suruh diladenin?"
"Ada aja tingkahnya bikin ngelus dada, Wen"
"Ati - ati suka. Ntar kaya drama ftv lagi" Wendy tertawa jahil, membuat Lisa memutar bola matanya malas.
"Kurang - kurangin nonton drakor ya, Wen. Gak sehat otak lo"
Lisa pun mengabaikan Wendy yang masih menggodanya, membuka ponsel yang memperlihatkan baru saja ada pesan masuk.
Kookie
Isi pulpen lo abis Lis. Buat gw aja ya?Lisa mengerutkan dahi, sekejap kemudian ia menatap kearah dimana Jungkook berada.
Kookie
Gausah liatin gw sampe kaya gituLisa mengerutkan dahinya ketika kembali membaca pesan masuk dari Jungkook yang tidak sedikit pun menoleh kearahnya dan tetap menatap ponselnya seperti sedang tidak terjadi apa - apa.
Kookie
Kalo lo ngga jawab, berarti pulpennya buat gwKookie
FIXKookie
Sampe kapan lo mau liatin muka gw terusKookie
Iya Lis, gw tau gw ganteng.Kookie
Lo cape kan teriak - teriak mulu. Makanya gw chat lo biar lo ga teriak - teriak, eh malah dikacangin.Kookie
Udah dikacangin, terpesona banget lagi pas liat muka gwLisa
BLisa
ALisa
CLisa
OLisa
TKemudian ia mematikan ponselnya, kembali menatap kearah depan dengan emosi yang menggebu - gebu.
Si Jungkook sialan itu memang annoying banget. Dalam hati Lisa terus memanjatkan doa agar urusan dramus nya cepat selesai dan ia cepat - cepat lulus dari sekolah sialan ini agar bisa berjauhan dengan Jungkook yang dua empat per tujuh sudah meganggu isi kepalanya.
"LISA JANGAN GALAK - GALAK NANTI CANTIKNYA ILANG, LOH"
"JUNGKOK SIALAN, BACOTTT!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACKBANGTAN
Fanfiction[13+] Sebuah ke chaos'an dua kelompok anak - anak populer dengan segala kisah nano - nano di dalamnya. "Saya kaya begini, biar kalian punya cerita lucu pas udah lulus SMA" - Pak Kim, biang dari awal kisah ini AU SEMI LOKAL - BLACKPINK and BTS